Syarat-Syarat Sukses Membaca
Target : Pembaca diharapkan mengetahui hal-hal yang penting sebelum mulai membaca.
Ada beberapa hal
yang sangat penting untuk diketahui dan disadari sebelum kita membaca, agar
aktivitas membaca kita menjadi efektif. Hal
tersebut diantaranya :
1.
Tujuan dan sasaran-sasaran yang jelas.
2.
Ketenangan
jiwa.
3.
Konsentrasi/kekhusyuan
hati.
4.
Pengetahuan dasar yang berkaitan dengan bacaan.
5.
Metode
membaca yang efektif.
Mengapa hal-hal di atas sangat diperlukan
?
1.
Tujuan dan sasaran yang jelas akan memu
satkan pikiran dan menarik perhatian hati untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Tujuan yang jelas akan mengarahkan aktivitas membaca ke dalam tujuan tersebut.
satkan pikiran dan menarik perhatian hati untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Tujuan yang jelas akan mengarahkan aktivitas membaca ke dalam tujuan tersebut.
2.
Jiwa yang tenang akan memusatkan pikiran hanya pada pekerjaan yang sedang
dilakukan, sehingga pikiran tidak tertarik kesana kemari (tidak kacau).
3.
Hati yang khusyu akan mengarahkan pikiran hanya
terfokus pada sesuatu yang kita cari di dalam bacaan.
4.
Dengan pengetahuan dasar, kita akan mampu menemukan gagasan utama dan pikiran
penjelas dari bacaan yang sedang kita baca. Kita juga dapat membedakan
antara pikiran utama dan pikiran penjelas yang ada dalam bacaan. Selain itu,
kita dapat memahami judul buku, judul bab dan sub bab serta paragraf yang ada di dalam buku. Kita
juga dapat menarik kesimpulan dan mengambil keputusan
berdasarkan informasi yang berasal
dari buku yang kita baca. Intinya,
kita bisa memahami struktur bacaan.
5.
Metode
membaca yang efektif akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan dan
sasaran kita secara efektif.
1. TUJUAN
DAN SASARAN-SASARAN YANG JELAS
Target :
pembaca diharapkan memiliki tujuan dan
sasaran yang jelas agar kegiatan membaca
terarah secara tepat.
Setelah saya membaca buku
“Kejaiban Berpikir Besar”, saya mencoba bertanya kepada diri sendiri, “ Apa
tujuan dan sasaran dari kegiatan membaca saya? “ setelah
menyadari pertanyaan ini, saya mulai merenungkan jawabannya dengan hati saya.
Setelah beberapa saat berpikir dengan hati, sayapun menemukan jawabannya,
alhamdulillah. Adapun tujuan dari kegiatan membaca yang saya lakukan ,
antara lain :
a.
Agar diri saya menjadi orang yang lebih baik di
masa depan.
b.
Ingin memberi solusi bagi saudara-saudara saya
yang memiliki masalah.
c.
Ingin menjadi orang yang memiliki prestasi besar
dan hebat di dunia.
d.
Bermanfaat bagi agama dan umat.
e.
Dan tujuan-tujuan besar lainnya.
Apa yang saya
lukiskan di atas adalah gambaran tujuan jangka panjang yang ingin saya wujudkan
dalam kehidupan ini. Pengaruhnya, tujuan di atas akan menuntut saya untuk
mengambil tindakan terbaik untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.
Adapun sasaran yang ingin saya capai dari kegiatan membaca adalah :
- Mampu mempraktekan pengetahuan yang telah saya dapatkan dari buku.
- Mampu memahami semua buku yang saya baca.
- Mampu memahami judul buku yang saya baca.
- Mampu memahami judul dari tiap bab yang saya baca. Kalau ada, sub bab juga perlu dipahami.
- Mampu memahami Setiap paragraf yang saya baca
- Mampu menangkap pesan inti dari bacaan yang saya baca
-
Perlu kita ketahui bahwa bila kita memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, maka tujuan dan sasaran itu akan menarik hati kita untuk melakukan sesuatu, agar tujuan dan sasaran tersebut terwujud. Tujuan dan sasaran yang jelas di dalam pikiran kita seperti daya tarik magnet yang menarik besi. Ketika besi-besi mendekat kepada sebuah magnet, maka besi-besi itu akan tertarik dan menempel kepada magnet tersebut. Demikian juga dengan tujuan dan sasaran yang disadari oleh hati akan menarik hati dan pikiran kita untuk melakukan sesuatu. Hati dan pikiran kita menjadi terfokus kepada tujuan tersebut.Begitulah hukum Allah yang berlaku pada magnet dan jiwa manusia. Begitu pula bila kita tak punya tujuan dan sasaran yang jelas dalam hidup ini, maka kita akan kebingungan, hidup tak tentu arah, dan tak teratur. Mungkin anda pernah melihat orang yang mencari pekerjaan ke berbagai perusahaan agar mereka diterima di perusahaan yang mereka datangi. Kenyataan ini menunjukan bahwa hidup tanpa kegiatan yang jelas akan membuat kita terserang penyakit kejiwaan seperti rasa prustasi. Tetapi, kegiatan itu tak akan pernah ada tanpa tujuan dan sasaran. Karena itu tetapkan tujuan dan sasaran anda dengan jelas di saat-saat yang tenang.KesimpulanKesimpulannya, bila kita tak memiliki tujuan dan sasaran yang jelas ketika sedang membaca, maka kegiatan membaca kita menjadi tidak efektif. Akibatnya kegiatan membaca kita jadi tidak jelas arahnya, akhirnya kegiatan membaca kita menjadi tidak efektif/tidak tepat sasaran.Keputusannya adalah tetapkanlah tujuan dan sasaran kegiatan membaca kita secara jelas dan tepat dengan hati kita , agar arah kegiatan membaca kita menjadi jelas. Bacalah buku sedikit demi sedikit jika anda belum mahir untuk membaca dengan cepat. Kecepatan membaca bisa meningkat jika anda melatihnya dengan metode yang tepat. Tetapi ini membutuhkan latihan terus menerus sehingga anda menguasainya. Tetapi sebenarnya memahami lebih penting dari pada membaca dengan cepat.Setelah tujuan ditetapkan secara jelas, maka tetapkan sasaran jangka pendek secara jelas pula. Secara umum, memahami sebuah buku yang relatif tebal tak bisa dilakukan hanya dengan membaca sekali saja. Oleh karena itu bagilah kegiatan membaca kita menjadi beberapa bagian. Misalnya, hari pertama sasarannya adalah memahami bab pertama sampai mengetahui inti sarinya secara mendalam. Hari kedua yaitu memahami bab kedua sampai mengetahui inti sarinya secara mendalam, dan seterusnya.Coba Anda ingat kembali masalah game pertandingan mobil F-1 di atas.1. tujuannya adalah memenangkan pertandingan.2. targetnya adalah berada di urutan pertama pada bagian akhir pertandingan.3. menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai target di atas.4. memakai metode yang tepat untuk menjalanakan strategi yang kita pilih.Dibawah ini ada contoh tentang bagaimana cara menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas sebelum kita membaca buku.Judul buku : Berpikir dan berjiwa besar, ditulis oleh David J. Schwartz.Tujuan jangka panjang : Mewujudkan impian besar yang ingin saya capai dalam hidup ini, misalnya ingin menjadi penulis sukses kelas dunia.Tujuan jangka pendek/sasaran :
- Mampu memahami judul buku di atas secara mendalam
- Mampu memahami judul dari setiap babnya secara mendalam
- Mampu memahami setiap paragraf secara mendalam
-
2. KETENANGAN JIWATarget : Pembaca diharapkan memliki hati yang tenang dan tubuh yang tenang/rilek ketika akan dan sedang membaca.Bila hati kita tak tenang – gelisah – maka konsentrasi kita akan menjadi kacau, pikiran menjadi tidak terfokus kepada bacaan. Bila konsentrasi kacau, maka kegiatan membaca kita akan menjadi kacau pula. Akhirnya tujuan dari kegiatan membaca kitapun tak akan tercapai.Untuk membuktikannya, sekarang cobalah anda membaca buku di dalam sebuah ruangan, tetapi tiba-tiba ruangan itu digoncang gempa, apa yang anda rasakan ? Tentu hati anda merasa tak tenang, dan anda akan segera menutup buku kemudian segera pergi keluar.Ketika anda sedang dihadapkan dengan berbagai masalah yang berat, sehingga anda menjadi prustasi, depresi, dan gelisah, maka kegiatan membaca anda akan menjadi tidak efektif, karena pikiran dan hati tidak memusat. Solusinya yaitu berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri dengan cara melakukan relaksasi total sambil dzikir kepada Allah penuh kekhusyuan.“Miliki hati yang tenang”3. Konsentrasi/Kekhusyuan HatiTarget : Pembaca diharapkan memusatkan konsentrasi dan perhatiannya hanya pada bacaan saja, bukan kepada hal-hal lain.Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan hati pada objek yang sedang disadari. Jika anda sedang melihat/membaca judul sebuah buku, berarti pikiran dan perhatian hati anda sedang terpusat ke sana, bukannya ke dalam judul bab atau sebuah paragraf. Dalam kenyataannya kita tak dapat memusatkan pikiran dan perhatian hati kita pada banyak objek pada saat bersamaan secara penuh. Jika anda memusatkan pikiran sembilan puluh lima persen (95 %) pada gelas, maka perhatian anda yang tersisa sebanyak lima persen (5 %) mungkin terpusat kepada piring.ketika membaca, hati dan pikiran kita dituntut untuk memiliki konsentrasi yang maksimal terhadap tulisan yang sedang kita baca. Tujuannya agar kita mampu memahami apa yang sedang kita baca. Bila perhatian kita tertarik ke hal-hal lain, maka kegiatan membaca kita menjadi tak terarah dengan tepat. Perhatian kita bisa tertarik kedalam tayangan televisi, suara musik, atau ajakan teman yang menarik hati.Coba bayangkan, jika anda sedang membaca, tiba-tiba adik anda menghidupkan televisi dan memutar film yang menarik hati, maka kemungkinan besar perhatian anda akan beralih kepada televisi.Bila perhatian hati anda tertarik ke sana ke mari oleh berbagai gangguan, maka segera ambil tindakan/solusi di bawah ini.
- Hadirkan penuh kesadaran impian-impian anda yang anda harapkan terwujud di masa depan.
- Berusahalah meyakinkan hati anda dengan berbagai alasan yang benar, bahwa membaca buku yang sedang anda baca adalah kegiatan yang lebih penting dibanding menonton film.
- Carilah tempat yang aman (yang diyakini jauh dari banyak gangguan). Ketika konsentrasi kita telah terpusat ke dalam bacaan, tetaplah tenang, jangan tegang dan tergesa-gesa, karena ini juga dapat merusak efektifitas (ketepatan dalam mencapai sasaran) kegiatan membaca.
Berdialoglah dengan hati anda, dan dengankanlah jawabannya. Kemudian taati
jawabannya (lakukan).
FOKUSKAN HATI, PIKIRAN, DAN MATA
PADA APA YANG ANDA SEDANG BACA
4. PENGETAHUAN
DASAR YANG BERKAITAN DENGAN BACAAN
Target : Pembaca diharapkan dapat memahami Pengetahuan Dasar
ini, agar mudah memahami ketika membaca.
Pengetahuan dasar ini adalah sesuatu yang sering dilupakan oleh
kebanyakan orang yang suka membaca, dan ini bisa mengakibatkan kebingungan dan
kelelahan berpikir jika tak diketahui dan dipahami.
Yang termasuk pengetahuan dasar
diantaranya :
- Pengetahuan tentang kalimat yang menjadi judul buku.
- Pengetahuan tentang kalimat yang dijadikan judul bab dan sub bab.
- Pengetahuan tentang paragraf dan hal-hal yang berkaitan dengan paragraf.
- Pengetahuan tentang cara menarik kesimpulan.
- Pengetahuan tentang cara mengambil keputusan berdasarkan bacaan yang telah dibaca.
1. Judul buku
judul
buku biasanya disusun dengan kalimat yang singkat, menarik (provokatif), dan
berfungsi memberikan gambaran umum
tentang isi bacaan. Di dalam judul buku biasanya ada kata yang menjadi gagasan
utama, dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur penjelas.
Untuk
memahami masalah yang berkaitan dengan judul ini, mari kita lihat contoh di
bawah ini!
Judul buku : Keajaiban Berpikir
Besar, ditulis oleh David J.Schwartz.
Kalimat “Berpikir
Besar” merupakan gagasan inti yang akan dijelaskan kepada kita oleh David,
sedangkan kata “Keajaiban” merupakan penjelas dari kalimat berpikir
besar. Jika kalimat berpikir besar kita hilangkan, maka menjadi tidak jelaslah
judul buku tersebut, tetapi bila kata keajaiban dihilangkan, maka kalimat
berpikir besar masih tetap tergambar, walaupun masih harus dipertanyakan
penjelasannya.
Bila anda menulis sebuah judul buku
dengan judul, “ Buku Saya Indah Sekali” maka tergambarlah dalam
imajinasi saya gagasan utama judul buku anda tersebut. Gagasan utamanya adalah Buku
Saya, adapun kata Indah Sekali merupakan penjelas dari kalimat “Buku
Saya”.
Judul buku II : Rahasia Sukses
Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual, ditulis oleh Ari Ginanjar
Agustian.
Judul buku di atas memberikan
gambaran tentang hakikat kecerdasan emosi dan spiritual, serta cara
membangunnya secara efektif. Berbicara tentang cara, berarti berbicara tentang
langkah-langkah yang tersusun secara berurutan untuk mencapai sesuatu. Demikian
penjelasan singkat tentang masalah judul buku. Semoga Anda mengerti.
2. Judul
Bab Dan Sub Bab
Judul bab dan judul sub bab juga biasanya disusun dengan menggunakan kalimat pendek, dengan tujuan agar pembaca
mampu melihat gambaran umum yang akan dijelaskan penulis di dalam paragraf demi
paragraf.
Keberadaan judul bab dan sub bab
memiliki hubungan yang jelas dengan judul buku. Biasanya judul bab lebih jelas
dari judul buku, karena judul bab merupakan bagian dari judul buku. Adapun
judul sub bab biasanya lebih jelas/detail dari judul bab, sebab merupakan
bagian /pecahan dari judul bab.
Untuk memahaminya mari kita lihat
contoh di bawah ini !
Judul Bab
: Da’wah Rosulullah Muhammad saw.
Judul sub
bab I: Materi Da’wah Rosulullah Muhammad saw.
Judul sub
bab II: Cara Da’wah Rosulullah Muhammad saw.
Coba
anda lihat kata “Da’wah” yang ada di
dalam judul bab di atas, lalu lihat juga kata “Materi”
yang ada di sub bab pertama, dan kata “Cara”
yang ada di sub bab kedua. Di sana kita melihat hubungan yang jelas antara kata
“Da’wah “ dengan kata “Materi dan cara”. Dari judul bab dan dua judul sub
bab di atas kita dapat memahami maksud
penulis buku tersebut. Penulis ingin menyampaikan kepada kita bahwa ketika berda’wah, Nabi Muhammad
saw punya materi yang jelas dan cara yang jelas pula. Apa saja materi da’wah
Beliau, dan bagaimana cara da’wahnya ? Silahkan anda beli dan baca bukunya,
Insya Allah anda akan mendapat gambaran yang jelas.
3.
Paragraf
Penjelasan tentang masalah paragraf ini, saya mengambil kutipannya dari
buku yang berjudul Intisari Tatabahasa Indonesia yang di tulis oleh Abdullah
Ambari.
- Pengertian paragraf
Paragraf ialah suatu karangan
yang terbentuk dari satu atau beberapa kalimat yang saling
berhubungan dan mempunyai satu pikiran utama yang menjiwai seluruh
karangan.
Dari
batasan di atas, paragraf mempunyai :
1. Pikiran utama yaitu pikiran
yang menjiwai seluruh karangan.
2. Pikiran
penjelas ialah pikiran yang menjelaskan pikiran utama.
3. Kalimat
utama ialah kalimat tempat tertuangnya pikiran utama.
4. Kalimat
penjelas ialah kalimat tempat dituangkannya pikiran penjelas.
b. Contoh pengembangan kerangka
paragraf menjadi paragraf
1) Kerangka paragraf
a.
Pikiran
utama : tas buku
b.
Pikiran
penjelas : coklat muda
bahan kulit sapi
model terbaru
mahal
pemberian kakak
penyimpan buku / alat pelajaran
untuk sekolah
2) Pengembangan Paragraf
Saya mempunyai tas buku baru. Warnanya coklat muda.
Bahannya terbuat dari kulit sapi muda yang sering disebut kalp. Tas itu
dibuat dalam bentuk dan model terbaru. Tentu saja harganya lebih mahal
dari tas buku biasa yang terbuat dari plastik. Tas itu pemberian kakak,
sebagai hadiah kelulusanku dari SD. Setiap hari saya pergunakan untuk menyimpan
buku serta alat pelajaran sesuai dengan jadwal. Pada hari-hari
sekolah selalu saya bawa tas itu. sungguh senang mempunyai tas buku baru
itu.
c. Macam
paragraf
Macam-macam paragraf dapat dibedakan menurut cara mengembangkan
kalimat utama menjadi suatu paragraf yang lengkap. Pengembangan dan
penempatan kalimat utama dalam hubungannya dengan kalimat-kalimat penjelas,
untuk menjamin agar isi pikiran tercurah secara teratur serta karangan tidak
membosankan.
Macam-macam
paragraf diantaranya :
1)
paragraf deduktif
a. Ciri : 1. Dimulai dengan
pernyataan umum, disusul dengan uraian / penjelasan khusus.
2. Letak kalimat utama di awal
paragraf.
b. Contoh :
Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak
seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan
pembinaan seorang anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua. Secara fitrah
orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya, orang tua
tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.
2) Paragraf induktif
a) Ciri : 1. Diawali dengan penjelasan bersifat khusus
dan diakhiri dengan pernyataan umum.
2. Letak kaliamt utama di akhir paragraf.
b. Contoh :
Entah sudah berapa kali Diana mengepalkan kedua belah tangannya. Bibirnya
berulang-ulang dikatupkannya, menahan air matanya yang sebentar-sebentar hendak
keluar. Dicobanya melupakan kemalangan yang sedang menimpa dirinya tetapi tidak
berhasil. Ia kecewa, sedih berkepanjangan sehingga menyesakkan dadanya.
3) Paragraf Campuran
a. Ciri : 1.
Merupakan campuran paragraf deduktif dan induktif.
2. Letak kalimat utama di awal dan di akhir
paragraf.
3. Kalimat utama yang di akhir bersifat penekanan / penegasan kembali,
dengan susunan kalimat yang agak berbeda.
b.
Contoh :
Chairil Anwar terkenal
sebagai seorang penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam
puisi. Ada yang
mengatakan ia sebagai seorang individualis yang terlalu menonjolkan perasaan
keakuannya. Ada
yang menilai, seorang yang kurang bermoral, seorang plagiat, karena ada
sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam
sanjak-sanjaknya yang dikumpulkan dalam “ Deru Campur Debu”, memperlihatkan
adanya perbedaan bentuk, corak, gaya,
dan ini. Tanggapan orang terhadap penyair Chairil berbeda-beda. Namun
bagaimanapun, ia tetap seorang penyair terbesar yang membawa kesegaran baru
dalam bidang puisi pada tahun 1945.
4) Paragraf pertanyaan
a.Ciri : 1. Dimulai dengan
pertanyaan yang mengandung pikiran utama.
2. Pikiran-pikiran penjelas tersebar dalam uraian jawaban.
b. Contoh :
Apakah
akibatnya kalau hutan dibuka dengan semena-mena ? Air hujan yang
turun akan terus mengalir dengan deras ke sungai-sungai. Tidak ada dahan-dahan
yang menjulang yang akan menahan kekuatan air yang jatuh dari angkasa. Bunga
tanah akan hancur terbawa air. Terjadilah erosi. Bila erosi dibiarkan, dalam
beberapa tahun saja maka tanah yang mula-mula subur itu akan menjadi tandus,
karena tak ada lagi penahan sebagian air itu. Pada musim hujan sungai banjir
dan pada musim kemarau kering. Pada musim hujan sering terdapat tanah longsor,
musim kemarau pertanian kekurangan air.
5) Paragraf deskripsi (lukisan)
a. Ciri : 1. Kalimat utama tidak
tercantum secara nyata.
2. Tema paragraf tersirat dalam keseluruhan
paragraf.
3. Biasa dipakai dalam melukiskan sesuatu hal,
situasi dalam cerita, keadaan.
b. Contoh :
Burung penguin dewasa berbulu halus
tetapi sangat rapat menutup tubuhnya, hingga binatang tersebut terlindung dari
hawa yang dingin. Di bagian depan warnanya putih. Bagian belakang hitam
keabu-abuan. Warna putih itu akan melindunginya dari musuhnya, anjing laut atau
singa laut, karena serupa dengan warna salju. Sedang warna hitam atau abu-abu
itu akan melindunginya, jikia ia sedang di dalam air.
6)
Paragraf proses
a. Ciri : 1.
Tidak terdapat kalimat utama.
2. Pikiran utama tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas.
3. Memaparkan urutan suatu kejadian/proses;
meliputi : waktu, ruang, klimaks, anti klmaks.
b. Contoh :
Mula-mula
tersusun suatu Barisan Keamanan Rakyat, disingkat BKR untuk kemudian menjelma
menjadi Tentara Republik Indonesia. Tidak ketinggalan pula para pelajar. Mereka
bergabung dengan tentara pelajar. Pada permulaan tidaklah tersusun rapi
kesatuan tentara kita, tetapi lambat laun digantikan nama TRI menjadi Tentara
Nasional Indonesia dengan singkatan TNI. Semakin megahlah namanya, berkumandang
di angkasa.
7) Paragraf sebab akibat
a. Ciri : 1.
Pengembangan kalimat utama dengan unsur penjelas hubungan sebab akibat.
2. Uraian bersifar logis, jelas.
3. Mengandung pemecahan masalah yang
terarah.
b. Contoh :
Sebagian besar
bangsa Indonesia hidup dari pertanian. Ternyata hal itu belum membawa kemajuan
dan kemakmuran. Itulah sebabnya pemerintah mendorong dan melakukan kegiatan di bidang
lain, misalnya perikanan, peternakan, pertambangan, industri. Untuk itu perlu
modal; yang memadai, tenaga terlatih, baik bagi yang memimpin perusahaan maupun
dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Karena belum mampu menyediakan modal dan
tenaga terlatih, untuk sementara terpaksalah bekerja sama dengan luar negeri.
Kerja sama, menguntungkan kedua belah pihak. Untuk mengaturnya diadakan
perundingan dan disepakati ketentuan yang mengikat. Dihasilkanlah perjanjian
perdagangan, pertambangan, perindustrian, dan sebagainya. Dengan demikian
kekayaan bumi dan air Indonesia dapat digali dan dimanfaatkan. Kesempatan kerja
lebih luas terbuka. Dengan demikian bangsa Indonesia memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman dalam kegiatan ekonomi modern.
4. Cara
menarik kesimpulan
Di bawah ini saya sajikan cara-cara praktis dalam menarik kesimpulan
berdasarkan bacaan yang telah kita baca.
1. Bacalah
buku sampai selesai dan sampai paham.
Kalau bisa bacalah buku minimalnya
sampai satu bab saja, maksimalnya adalah seluruh babnya. Tetapi, umumnya orang jarang yang bisa memahami
seluruh bab sekaligus dalam waktu yang cepat. Jika demikian bagilah kegiatan
membaca kita menjadi beberapa bagian, sehingga kita dapat memahami bacaan
secara menyeluruh.
2. Tariklah kesimpulan berdasarkan bacaan yang telah kita pahami.
Bila
kita telah membaca sebanyak satu bab sampai paham, maka setelah itu kita
dapat menarik kesimpulan berdasarkan apa-apa yang telah kita baca dan kita
pahami tersebut.
Untuk
memahami hal ini, saya akan memberikan sebuah contoh untuk anda di bawah ini.
Cerita di bawah ini saya kutip dari buku THE MAGIC OF
THINKING BIG yang ditulis oleh David J. Schwartz.
Beberapa
tahun yang lalu saya menyaksikan suatu rapat penjualan yang sangat mengesankan.
Direktur yang bertanggung jawab atas penjualan di perusahaan tersebut sangat
bergairah. Ia ingin menyampaikan suatu hal penting. Di sampingnya adalah
wiraniaga terkemuka di dalam organisasi tersebut, orang yang sangat sederhana
yang, meskipun begitu, sudah menghasilkan sedikit kurang dari ₤50.000 pada
tahun yang baru saja berakhir. Pendapatan para wiraniaga yang lain rata-rata
sekitar ₤10.000 setahun.
Sang direktur menantang rapat
tersebut.Inilah yang ia katakan. “Saya ingin kalian memperhatikan Harry
baik-baik, dan tanyakan kepada diri kalian sendiri apa yang Harry miliki dan
tidak kalian punyai. Harry mendapatkan lima kali lebih banyak dari rata-rata,
tetapi apakah Harry lima kali lebih cerdik dari kalian? Tidak, tidak demikian
menurut tes personalia kami. Saya sudah mengeceknya. Hasil tes memperlihatkan
bahwa ia hanya berkemampuan rata-rata di departemen itu.
“ Dan apakah Harry bekerja lima kali
lebih keras dibandingkan kalian semua ? Tidak, tidak demikian menurut laporan
yang saya terima. Sesungguhnya, ia mempunyai lebih banyak waktu luang
dibandingkan sebagian besar kalian.
“Apakah Harry mempunyai wilayah yang
lebih baik? Kembali jawabannya tidak. Laporannya rata-rata sama.
Apakah Harry berpendidikan lebih tinggi? Kesehatannya lebih baik? Tidak. Harry
kira-kira sama dengan rata-rata orang pada umumnya — kecuali satu hal.
“ Perbedaan diantara hari dan kalian
semua adalah Harry BERPIKIR lima kali lebih BESAR.”
Direktur tersebut kemudian
melanjutkan dan memperlihatkan bahwa keberhasilan bukan ditentukan oleh besarnya
otak seseorang, melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang.
KESIMPULAN
“Harry
dapat mencapai hasil lima kali lebih banyak dari kawan-kawannya, karena ia
berpikir lima kali lebih besar”.
5. Cara
Mengambil Keputusan
Setelah kita selesai menarik kesimpulan dari berbagai bab, atau dari satu
bab saja, maka setelah itu kita dapat mengambil keputusan untuk bertindak berdasarkan
kesimpulan-kesimpulan tersebut.
Keputusan yang bisa diambil berdasarkan bacaan di atas adalah sebagai
berikut:
1.
Kita harus Berpikir Besar agar dapat
mencapai apa yang kita impikan. Namun harus disadari bahwa segala kepastian
hanya di tangan Allah.
2.
Berusaha membaca buku Keajaiban
Berpikir Besar sampai paham, lalu praktekan sedikit demi sedikit
langkah-langkahnya secara terencana dan terprogram tanpa mengenal putus asa dan
tanpa menyerah. Tentu saja, buku tersebut harus kita saring dengan akal kita jika
ada hal-hal yang bertentangan dengan hati kita.
Teman-teman sekalian,
manakah diantara syarat di atas yang Anda rasa sulit untuk dipenuhi? Bagi saya,
konsentrasi adalah hal tersulit jika saya terserang penyakit tergesa-gesa ingin
segera beres membaca. Karena itu saya terus belajar untuk membaca dengan tenagn
tanpa rasa tergesa-gesa ingin segera beres.
Perlu diingat juga
bahwa rasa suka akan sebuah bacaan akan membuat kita semangat ketika membaca.
Tak adanya minat terhadap sebuah buku membuat kita kehilangan motivasi. Karena
itu ciptakanlah minat membaca jika kita kehilangan semangat membaca.
5
METODE MEMBACA EFEKTIF
Target : Agar pembaca memiliki metode yang kreatif dan
efektif untuk mencapai hasil yang maksimal.
Metode membaca punya pengaruh besar terhadap efektivitas kegiatan membaca.
Dari pengalaman dan hasil
pengamatan saya, ada beberapa hal yang sangat diperlukan agar kegiatan membaca
kita menjadi efektif (tepat sasaran), hal tersebut diantaranya :
- Daya kreativitas
Dengan daya kreativiatas,
kita bisa mencari cara-cara baru yang lebih baik untuk mencapai sasaran-saran
membaca kita. Adapun sikap konservatif hanya akan membuat kita terpaku,
mandeg dan kalah dalam persaingan. Jadi, jika kita mau lebih maju, maka
kembangkanlah daya kreativitas kita dalam membaca.
- Daya imajinasi dan daya visualisasi
Daya imajinasi (kemampuan
mencipta gambaran dalam benak) dan daya visualisasi (kemampuan melihat gambaran
dalam benak) sangat diperlukan dalam mencapai target-target membaca. Dengan
kedua daya di atas, kita tak akan kebingungan untuk memahami apa yang kita
baca. Apa itu paham dan memahami? Jawabannya bisa Anda lihat di halaman-halaman
yang ada di buku ini. Jadi, teruskan membacanya.
- pengulangan
suatu metode membaca unggulan akan
memberikan hasil bila digunakan secara terus menerus. Semakin sering dipakai,
maka metode membaca yang bagus akan semakin tajam dan akan memberikan hasil
yang memuaskan. Sebagus apapun metode membaca jika jarang dipakai maka akan
terasa tumpul. Karena itu gunakanlah ia setiap kali kita membaca
6. BERPIKIR POSITIF DAN
BERPIKIR SUKSES
Target
: Pembaca mau menolak pikiran-pikiran negatif dari benaknya yang menghambat
proses pencapaian tujuan.
- Berpikir sukses
Ketika akan membaca, maka kita disarankan untuk berpikir sukses, jangan
berpikir gagal. Berpikir sukses akan mendorong kita untuk mencari cara-cara
yang efektif untuk mencapai sasaran yang
kita inginkan. Berpikir gagal akan menghambat mental dan hati kita untuk
mencapai sasaran yang anda inginkan.
Baca dan ucapkanlah perlahan penuh kesadaran dan penuh keyakinan,
kalimat-kalimat di bawah ini dengan hati nurani anda, lalu dengarlah penuh
konsentrasi !
1.
Saya percaya saya akan mampu memahaminya, Insya Allah (
karena orang lainpun bisa memahaminya, dan Allahpun telah memberikan potensi
dalam diri saya utuk memahami bacaan/informasi tertulis ).
2.
Saya percaya saya bisa membacanya dengan tenang, dan khusyu
(penuh konsentrasi)
- Berpikir Positif
Berpikir positip
berarti melihat sisi baiknya saja dari apa yang disadari dengan menggunakan
mata hati. Misalnya, ketika anda melihat buku yang tebal, anda bersyukur karena
tak perlu susah payah menulis seperti penulisnya, dan merasa bahagia karena
punya peluang untuk mengambil ilmunya. Bila anda berpikir negatif, maka anda akan mengeluhkan
ketebalannya, atau menjadi malas membacanya, jenuh melihatnya, dan ingin
membuangnya, dan akhirnya anda tak bisa meraih manfaat dari buku tersebut.
Ketika kita menemukan masalah,
carilah jalan keluarnya sampai ketemu. Kita tak perlu mengeluh, menggerutu,
putus asa, dan jengkel, karena semua itu tak menyelesaikan masalah, tetapi hanya menambah masalah saja.
Gambar mind map syarat membaca efektif
Bersambung lagi...
2 komentar:
emmm otak kana ,, boleh lah ehhe
@ Admin, boleh-boleh, selamat mencoba dulu
Posting Komentar