Bab 5
Makna Memahami Bacaan
·
Apakah
arti memahami bacaan itu?
Dalam bab ini pembaca diajak untuk mendalami lebih
dalam akan arti “memahami” berkaitan dengan kalimat-kalimat yang dibaca.
·
Membaca
─ seperti telah dijelaskan sebelumnya─ kita gambarkan sebagai Proses pencarian gagasan dan kegiatan memvisualisasikan kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut agar
bisa dibayangkan dan dihayati.
Memahami
Makna Faham
Faham itu berasal dari
bahasa arab, artinya adalah mengerti. Terus, mengerti itu sendiri artinya apa?
Tak mudah menjawabnya. Akhirnya saya memikirkan arti memahami secara khusus
berkaitan dengan konteks bacaan. Setelah mencari dan meneliti beberapa fakta
yang berkaitan dengan membaca ini, akhirnya saya dapatkan juga gambarannya,
alhamdulillah.
Saya mencoba
mendefinisikan arti faham sebagai tergambarnya realitas
dari bacaan yang dibaca di dalam benak/hati. Definisi ini berlandaskan pada fakta
bahwa ketika orang telah mampu membayangkan kenyataan dari apa yang dibacanya
atau mampu menghayatinya, maka iapun merasa telah memahami/mengerti dari apa
yang dibacanya tersebut. Namun, Anda boleh tak setuju dengan definisi yang saya
buat ini. Silahkan saja.
Sasaran membaca terdekat
adalah memahami. karena itu, aktivitas membaca yang kita lakukan harusnya
mengarahkan kita untuk memahami apa yang kita baca.
Kalimat yang sering kita
jumpai dalam bacaan adalah kalimat pendek dan kalimat panjang. Kalimat pendek biasanya terdiri dari beberapa kata.
Contoh kalimat pendek bisa kita temui pada judul sebuah buku, dan judul bab
atau sub bab. Adapun kalimat panjang biasanya terdiri dari beberapa kata atau
bahkan terdiri dari beberapa kalimat.
Yang termasuk kalimat panjang misalnya adalah sebuah paragraf. Sebuah
paragraf biasanya terdiri dari beberapa kalimat.
* Memahami Kalimat Pendek
Untuk menguji pemahaman
kita tentang arti paham sesuai
dengan konteksnya, maka mari kita bacal kata-kata atau kalimat pendek di bawah
ini baik-baik.
Lakukanlah nama-nama pekerjaan di bawah ini dengan lebih baik !
1.
Membaca
Al-Qur’an.
2.
Menulis.
3.
Membaca
Buku.
4.
Berjalan
Kaki.
5.
Berlari.
6.
Makan.
7.
Menyikat
Gigi.
Kalau teman-teman mampu melakukan
semua pekerjaan di atas, ini berarti hati kalian benar-benar memahami
apa yang telah kalian baca. Artinya hati kalian mampu menggambarkan kenyataan
dari nama-nama pekerjaan yang telah dibaca dengan kekuatan otak kanan (daya
imajinasi). Misalnya, ketika kita disuruh menggosok gigi, terbayanglah
dalam benak kita bahwa menggosok gigi itu adalah kegiatan membersihkan gigi dengan sikat gigi dengan memakai pasta gigi. Dulu, saya belum
memahami kata “Install windows xp” karena saya belum pernah mencobanya. Kini,
setelah sering menginstall windows di komputer saya, sayapun dengan cepat bisa
memahami kata Install sistem operasi itu ketika ada orang menyebut istilah
tersebut. Kenapa saya jadi mengerti maknanya? Karena saya pernah melakukannya dan apa yang saya lakukan
itu terekam dalam benak saya. Nah,
rekaman itulah yang suka muncul dibenak saya ketika saya mendengar kata
install. Maksudnya, terbayang gitu lho.
Ngerti kan?
Jika saya meminta kalian untuk menyikat gigi kalian, apakah kalian
bisa melakukannnya? Jika bisa, berarti kalian memahami
permintaan saya. Jadi begini teman-teman gambarannya, ketika kalimat
MENYIKAT GIGI masuk ke dalam pikiran kita,
maka secara otomatis pikiran kita memunculkan suatu gambaran nyata yang
berkaitan dengan MENYIKAT GIGI. Ketika saya meminta kalian menyikat
gigi, maka secara langsung di benak kalian muncul gambar sikat gigi, pasta gigi
dan cara menyikat gigi. Apalagi yang belum menyikat gigi mungkin langsung pergi
membersihkannya. Penampakkan gambaran tersebut persis seperti tayangan sebuah
film. Nah, ketika pikiran kalian mampu memunculkan suatu kenyataan yang
berkaitan dengan masalah MENYIKAT GIGI, maka saya anggap kalian telah memahami makna kalimat MENYIKAT GIGI. Seperti
itulah hakikat memahami yang saya maksud. Bagaimana, apakah kita telah memahami arti paham yang digambarkan
di atas?
Jika hati kalian
belum bisa mengambarkan dalam pikiran nama-nama pekerjaan yang telah Anda baca
di atas, tentu Anda tak akan mampu melakukannya.
Sesungguhnya kekuatan imajinasi kita
berperan sangat besar ketika kita ingin memahami
informasi tertulis. Makin kuat daya imajinasi kita, makin tajam pikiran kita
untuk memahami bacaan apapun. Karena itu latihlah
daya imajinasi kita ketika sedang membaca buku. Cara melatihnya
yaitu dengan cara membayangkan/menggambarkan kenyataan dari apa yang kita baca.
Boleh jadi, Kebanyakan
kita hanya menggunakan pandangan mata, dan otak kiri saja ketika sedang
membaca, sehingga kita kurang memahami apa yang kita baca. Ini terjadi karena
otak kanan kita tak digunakan oleh hati kita. Ditambah lagi dengan tidak adanya
pengetahuan dasar tentang tulisan, tak adanya tujuan dan sasaran yang jelas,
dan selainnya, sehingga makin kuranglah pemahaman kita.
Jadi,
agar kita mampu memahami bacaan dengan
tepat maka gunakan secara optimal keberadaan hati, otak kanan, otak
kiri, dan pandangan mata kita — disamping hal-hal yang telah disebutkan sebelum
ini.
·
Memahami Kalimat Panjang
Memahami kalimat yang
panjang seperti paragraf yang ada di dalam buku lebih sulit dibanding memahami
kaliat pendek. Mengapa demikian? Karena di dalam paragraf itu biasanya
mengandung kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Jadi, dalam sebuah paragraf, biasanya mengandung gagasan utama, gagasan penjelas, kalimat
utama dan kalimat penjelas.
Keterangan:
·
Pikiran/Gagasan
utama: merupakan gagasan yang meliputi seluruh karangan dan mengikat gagasan
penjelas.
·
Pikiran/Gagasan
penjelas: merupakan gagasan yang menjelaskan dengan lebih rinci tentang gagasan
utama.
·
Kalimat
utama: kalimat yang berisi pikiran utama.
·
Kalimat
penjelas: kalimat yang berisi pikiran penjelas.
·
Jadi, untuk
memahami sebuah paragraf, kita harus mengetahui dulu mana pikiran utama dan
pikiran penjelasnya, dan mana kalimat utama serta kalimat penjelasnya. Setelah
kita mengetahui semua itu, maka kitapun
harus berani berlatih mencari kalimat utama dan kalimat penjelasnya
serta mencari pikiran utama dan pikiran penjelasnya. Lalu, cari juga kaitan
antara pikiran utama dan pikiran penjelasnya. Untuk masalah ini, saya akan
membahasnya lebih jelas di bagian yang lebih khusus di bab dalam buku ini.
Hubungan
Tulisan Dengan Kenyataan
Ada hubungan yang sangat jelas
antara tulisan dengan suatu kenyataan. Tulisan adalah alat
komunikasi yang digunakan manusia untuk menggambarkan suatu kenyataan. Jadi
tulisan itu adalah simbol yang mewakili suatu kenyataan tertentu.
Ketika kita masih kecil,
kita pernah melihat suatu wujud benda,
maka bentuk dan warna benda tersebut masuk dan tersimpan di memori kita. Bukan
hanya itu, pengetahuan atau informasi tentang benda tersebut juga tersimpan
dalam benak kita. Informasi tentang benda tersebut mungkin bisa berasal dari
orang tua kita ataupun bisa dari orang lain. Misalnya, waktu keci dulu ketika
bersama ibu sedang di pasar, kita melihat buah yang bernama apel berwarna
merah. Bentuk dan warna apel merah tersebut masuk ke dalam pikiran kita melalui
pandangan mata kita. Informasi tentang buah apel tersebut juga tersimpan di
dalam benak kita ketika kita telah mendapatkan informasi tersebut.
ketika tiba di rumah,
kitapun ingin mencoba merasakan buah apel tersebut. Setelah merasakannya,
kitapun ditanya tentang rasanya. Apakah rasanya manis atau masam? Pengetahuan
tentang rasa apel bisa kita dapatkan dari ibu kita. Semakin sering kita memakan
buah apel, semakin kuat ingatan kita tentang buah itu. Akibatnya, kita menjadi cepat
mengenal buah apel ketika kita melihatnya di suatu tempat. Tidak hanya itu,
pengetahuan tentang manfaatnya juga akan
kita miliki jika kita berusaha mencari pengetahuan tentangnya.
Proses belajar di waktu
kecil sebenarnya tampak luar biasa. Panca indera kita secara aktif digunakan
untuk mempelajari sesuatu. Ketika kita melihat dan mengamati sesuatu yang
asing, kitapun mulai berpikir. Jika tidak tahu, kitapun bertanya dan langsung
mendengar jawabannya jika yang ditanya mengetahui. Jika kita telah pandai
menulis ─ informasi tentang sesuatu yang telah kita pelajari ─ kitapun akan
mengabadikannya dalam buku kita.
Apa yang kita lihat,
dengar, rasakan, bayangkan, dan sebagainya, bisa kita gambarkan melalui tulisan
kita. Jadi, sekarang kita bisa tahu bahwa ada hubungan yang tak bisa dipisahkan
antara tulisan dengan kenyataan.
Berdasarkan penjelasan
sederhana di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa hakikat
tulisan itu pada dasarnya merupakan alat yang dipakai untuk menggambarkan suatu
kenyataan. Misalnya, ketika kita membaca tulisan/kata “peaches”, maka kita
harus sadar bahwa tulisan itu sedang menyadarkan kita akan nama suatu buah.
Coba Anda lihat foto buah di kiri atas. Nah, itulah buah yang punya nama
“peaches”. Peaches adalah sebuah nama buah. Fotonya silahkan kalian amati di
bagian atas.
Jika kalian telah berhenti
membaca, coba kalian sebut kata “peaches” secara berulang-ulang. Lalu
bayangkanlah wujud buah “peaches” yang pernah kalian lihat dengan daya
imajinasi kalian. Coba bayangkan foto buah di atas dengan penuh konsentrasi.
Nanti coba bayangkanlah wujud buah tersebut
seolah-olah wujud buah itu benar-benar ada di depan kalian. Semakin
sering kekuatan imajinasi ini di latih, maka akan semakin tajam kemampuan
imajinasi kita ketika dipakai.
Apakah ketika kita
membaca, kemampuan imajinasi ini sering kita pakai? Sebenarnya daya imajinasi
ini sangat membantu kita untuk memahami apa yang kita baca lho jika kita mau
memakainya. Jika kita belum pernah menggunakannya, maka mulailah saat sekarang untuk
mencoba dan merasakan manfaatnya. Lakukanlah dengan berani tanpa rasa takut
salah atau gagal. Ayo, beranilah!
Jadi, jika kamu akan
membaca buku, majalah, atau tulisan lainnya, maka ingatlah hal penting di bawah
ini:
Ingat tulisannya, ingat pula kenyataannya!
Mengapa
harus demikian? Agar kamu bisa memahami apa yang kamu baca. Saya sudah mencobanya
dan berhasil. sekarang giliran kamu untuk menjadi seorang pembaca yang cerdas.
Saya percaya, kamu bisa.
Sekali
lagi ingat hal penting ini!
Ingat
tulisan ingat pula
kenyataannya (ingat contoh buah peaches)
Ingat
tulisan ingat pula
kenyataannya (ingat contoh buah peaches)
Sekarang, mari kita lihat baik-baik gambar buah di atas.
Di negara kita, gambar di atas kita kenal dengan nama buah SEMANGKA.
Jika kita membaca tulisan kata SEMANGKA, maka otomatis pikiran kita akan
membayangkan gambar atau foto buah di atas. Kulit luar buah ini berwarna
hijau muda dan hijau tua. Dagingnya jika sudah masak akan
berwarna merah menyala. Beratnya bisa mencapai 2kg atau
lebih. Harganya di pasar bisa mencapai Rp.3000/kg. Akan tetapi, masalah berat dan harganya bisa
berubah-ubah.
Dengan gambar di atas, saya ingin menegaskan lagi bahwa kata-kata memiliki hubungan yang sangat erat dengan sebuah
kenyataan. Apa yang kita lihat, bisa kita kita ungkapkan kembali
dengan kata-kata kepada orang lain. Apa yang kita lihat, bisa kita catat di
buku kita agar kita bisa mengingat kembali di waktu yang akan datang. Dengan
keyakinan bahwa kata-kata punya hubungan yang tak bisa dipisahkan dengan
kenyataan, maka kita bisa membuat strategi membaca yang tepat untuk memahami
apa yang kita baca.
Jadi, kesimpulannya, kata-kata itu punya hubungan yang tak terpisahkan
dengan kenyataan yang pernah kita lihat, rasakan, dengarkan, hayati dan hal
lainnya.
Berrsambung, maju terus pantang menyerah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar