Bab 1
Belajar dari Pengalaman
Dalam bab
ini pembaca diajak untuk:
- mempelajari aktifitas membaca yang telah dilakukan
- mengambil kesimpulan yang tepat berdasarkan pengalaman membaca yang telah dilakukan
- apa sih hal yang penting dalam pengalaman ini? Baik pengalaman baik ataupun buruk.
Teman-teman, Sejak SD, kita telah belajar membaca dan menulis. Awalnya kita belajar mengenal hurup-huruf,
mengeja kata-kata dan kalimat. Menginjak kelas dua SD, kita masih mengeja kata
demi kata ketika disuruh membaca oleh guru. Dan itu juga yang saya rasakan. Ketika
telah duduk di bangku SMP, saya merasa, kebiasaan mengeja kata demi kata terus
berlanjut. Demikian juga ketika telah memasuki dunia SMU dan
perkuliahan. Saat itu saya sadar, betapa
susahnya memahami isi buku-buku yang tebal yang saya miliki. Ya, itulah
gaya membaca dengan OTAK KIRI.
Mengapa
saya susah memahami apa yang saya baca?
Itulah pertanyaan yang muncul di benak saya. Ya iyalah, saya Cuma memakai otak
kiri dengan cara mengeja kata demi kata saja. Ini berarti
metode membaca saya belum mengalami kemajuan. Nah, sejak saat itu saya mulai
mencari tahu tentang metode membaca yang bisa membantu saya untuk memahami apa
yang saya baca. Let’s go man!
Untuk mencapai apa yang saya inginkan, sayapun mulai bertualang. Awalnya, saya mencari
buku-buku baru yang membahas tentang bagaimana membaca. Ahha, akhirnya saya
menemukan buku yang membahas tentang bagaimana membaca yang efektif. Di buku
itu, diceritakan tentang orang-orang yang telah berhasil memahami apa yang
mereka baca dengan metode membaca yang ada di buku tersebut. Masih di buku itu,
mereka mendapatkan hasil yang memuaskan. Wah, jadi semangat nih. Dengan serius,
saya mencoba mempelajari buku baru tersebut. Kemudian saya mencoba
mempraktekkannya. Hasilnya, belum memuaskan. Weleh-weleh, tak semudah yang
dibayangkan. Apalagi tak ada gurunya.
Teman-teman, walau belum berhasil, saya tak putus asa. Petualangan kembali saya
lanjutkan sampai bertahun-tahun. Di suatu hari, ada ide-ide baru masuk dalam
benak saya. Tanpa pikir panjang, saya langsung menuliskannya. Saya menuliskan ide
tersebut sampai menjadi sebuah makalah. Bulan demi bulan, tahun demi tahun,
metode membaca yang telah saya tulis tersebut terus saya perbaiki untuk
mencapai hasil yang maksimal.
Akhirnya, ide yang saya kembangkan tersebut telah berubah wujud menjadi buku ini. Namun, saya
percaya, buku ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi, setelah menerapkan
Metode di buku ini, kemampuan membaca saya telah mengalami peningkatan. Jadi,
jika ada kritik-kritik yang membangun dari teman-teman, tentu saja saya terima
dengan senang hati.
Teman-temanku yang baik, itulah yang saya alami. Lalu, bagaimana dengan
yang kalian alami? Apakah pengalaman kalian tak jauh beda dengan saya dalam
masalah membaca ini? Apapun jawabannya, tak ada ruginya jika teman-teman mau
membaca tulisan saya ini. Namun sebaliknya, jika mau membacanya, Insya Allah
teman-teman akan mendapatkan banyak manfaat.
Nah, itulah sekilas sejarah tentang perjalanan
buku yang telah saya tulis ini. Semoga teman-teman dapat memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya dari tulisan saya yang sederhana ini.
Jadi, kesimpulannya, jika kita ingin meningkatkan kemampuan membaca kita, maka gunakan
metode yang lebih baik. Selalu ada jalan untuk menjadi lebih baik. Saya punya
sedikit catatan tentang metode mengeja kata demi kata dengan metode yang saya buat inihanya penilaian saja yang mungkin bisa
kurang tepat. Metode mengeja kata demi kata
itu hanya mengarahkan kita untuk membaca kata demi kata tanpa melewatkan satu
katapun. Itu yang saya rasakan. Adapun metode metode yang saya buat ini
dirancang untuk tidak demikian. Anda boleh melewati sebuah atau beberapa kata
jika Anda mau. Anda juga diajak untuk mencoba cara lain untuk mencobanya. Cara
lain bagaimana? Teruskan membacanya, nanti saya jelaskan lebih detail.
Teman-teman, jika Anda penasaran ingin
segera tahu metode membaca dengan melibatkan otak kanan yang akan saya
tawarkan, mari kita teruskan membacanya. Lets’do it!
bersambung ke bab 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar