Sabtu, 26 Oktober 2013

Makna Membaca



Teman-teman, apa kira-kira yang dimaksud dengan membaca? Dalam kenyataannya ada yang mengartikan membaca sebagai mengeja kata demi kata. Jadi, kata-kata dieja satu persatu secara berurutan. Ya, mungkin itu cara membaca yang masih banyak dipakai orang. Dan itu sah-sah saja karena ini bukan menyangkut benar atau salah.

Namun secara pribadi saya ingin mengganti metode mengeja kata demi kata ini. Mengapa kok saya begitu ngotot? Karena saya menyukai tantangan dan sesuatu yang baru yang saya pikir lebih baik. Metode mengeja ini biasanya mendorong penggunanya untuk mengeja kata satu persatu dari awal sampai akhir. Setelah itu, penggunanya menjadi tahu akan beberapa hal dari apa yang dibacanya. Namun, metode ini menurut saya bisa memboroskan waktu karena harus mengeja kata demi kata. Disamping itu, penggunanya belum tentu mengetahui tentang gagasan penting yang ada dalam bacaan yang ia baca. Namun,  jika Anda masih memakai metode ini, teruskan saja dan jangan merasa bersalah.

Hidup adalah pilihan. Jika kita suka memakai  mobil besar yang boros bensin dan jalannya lambat, itu sah-sah saja. Dan jika Anda suka memakai mobil yang ringan, hemat bahan bakar dan cepat jalannya, itu juga sah-sah saja. Tak ada yang salah dengan pilihan Anda. Begitu juga dengan memilih metode membaca. Anda tinggal memilihmau yang hemat waktu atau yang boros waktusemua terserah Anda.

Dari hasil analisis saya, untuk memahami bacaan tertulis, diperlukan beberapa hal penting agar kita menjadi paham. Beberapa hal itu diantaranya adalah pengetahuan yang berkaitan dengan susunan dan unsur-unsur kalimat yang ada dalam bacaan, target yang jelas dan tepat, metode membaca yang efektif, dan konsentrasi penuh pada apa yang sedang dibaca. 



Di bawah ini saya mencoba mendefinisikan proses membaca sebagai berikut:

Membaca adalah Proses pencarian gagasan dan berusaha memvisualisasikan kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut agar bisa dibayangkan dan dihayati.

Dari definisi diatas, kita dapat melihat bahwa membaca adalah proses pencarian yang aktif. Yang dicari adalah gagasannya. Setelah gagasannya ditemukan, selanjutnya adalah membayangkan kenyataan dari gagasan tersebut dengan daya imajinasi kita. Biasanya, sesuatu yang dapat dibayangkan adalah hal-hal yang bisa dilihat oleh mata lahir kita. Jika subjeknya berkaitan dengan hal-hal yang immaterial, maka hayatilah subjek tersebut dengan hati kita.


Mari kita kembali kepada definisi membaca. Jadi, dalam artikel ini, kegiatan membaca itu bukan lagi diartikan sebagai kegiatan mengeja kata demi kata. Tetapi, lebih jauh lagi, membaca itu adalah proses pencarian gagasan-gagasan yang ada dalam bacaan dan berusaha membayangkan dan atau menghayati kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut dengan daya imajinasi dan hati kita. Dengan cara seperti ini, kegiatan membaca kita menjadi terarah kepada  sasaran yang telah kita tetapkan sebelumnya. Tidak hanya itu, kita juga bisa menemukan hubungan antar gagasan. Misalnya, kita bisa menemukan kaitan antara gagasan atau pikiran utama dengan pikiran penjelas.

Jumat, 25 Oktober 2013

Fungsi Keyakinan bagi Kehidupan

Ketika manusia menemui jalan buntu ketika sedang memiliki masalah, biasanya rasa putus asapun hadir di dalam jiwa. Ketika itu, akalnya tak mampu lagi mencari jalan keluar, seolah-olah semua jalan keluar telah tertutup rapat. Namun, jika ia punya keyakinan, maka keyakinannya itu akan mendorongnya memohon kekuatan dan bantuan kepada sesuatu yang diyakininya itu agar diberi jalan keluar dari masalah yang sedang ia hadapi.

Dengan keyakinannya, manusia tak hanya mengandalkan kekuatan akal dan fisiknya saja, karena fisik dan akal itu terbatas kekuatannya. Dia sadar, ada sesuatu yang tak terbatas kekuasaannya yang mampu membantunya memecahkan semua masalahnya. Jika manusia hanya bersandar kepada Yang serba maha, maka akan terbukalah jalan keluar dari segala kesulitan, dan ia sadar, ia tak sendirian.

Adapun orang yang hanya mengandalkan kemampuan dirinya saja (kemampuan fisik dan akal), ia akan tergulung badai keresahan-walaupun tidak semua orang seperti itu, karena jiwanya tak punya sandaran yang maha Kokoh. Jiwanya rapuh dan akan terserang virus prustasi. Karena itu, jangan heran jika banyak manusia mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri karena tak kuat menghadapi badai masalah kehidupan. Demikianlah uraian sederhana ini saya sajikan, semoga bermanfaat bagi kita semua.