Sabtu, 07 April 2012

BAB 7 Membaca Dengan Otak Kanan



 Syarat-Syarat Sukses Membaca
Target : Pembaca diharapkan mengetahui hal-hal yang  penting sebelum mulai membaca.
Ada beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui dan disadari sebelum kita membaca, agar aktivitas membaca kita menjadi efektif. Hal tersebut diantaranya :
1.    Tujuan dan sasaran-sasaran yang jelas.
2.    Ketenangan jiwa.  
3.    Konsentrasi/kekhusyuan hati.
4.    Pengetahuan dasar yang berkaitan dengan bacaan.
5.    Metode membaca yang efektif.
      Mengapa hal-hal di atas sangat diperlukan ?
1.    Tujuan dan sasaran yang jelas akan memu
satkan pikiran dan menarik perhatian hati untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Tujuan yang jelas akan mengarahkan aktivitas membaca ke dalam tujuan tersebut.
2.    Jiwa yang tenang akan memusatkan pikiran  hanya pada pekerjaan yang sedang dilakukan, sehingga pikiran tidak tertarik kesana kemari (tidak kacau).
3.    Hati yang khusyu akan mengarahkan pikiran hanya terfokus pada sesuatu yang kita cari di dalam bacaan.
4.    Dengan pengetahuan dasar, kita akan mampu  menemukan gagasan utama dan pikiran penjelas dari bacaan yang sedang kita baca. Kita juga dapat membedakan antara pikiran utama dan pikiran penjelas yang ada dalam bacaan. Selain itu, kita dapat memahami judul buku, judul bab dan sub bab serta  paragraf yang ada di dalam buku. Kita juga dapat menarik kesimpulan dan mengambil keputusan berdasarkan  informasi yang berasal dari buku yang kita baca. Intinya, kita bisa memahami struktur bacaan.
5.    Metode membaca yang efektif akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan dan sasaran kita secara efektif.   

Membaca Dengan Otak Kanan (Bag. 6)

Bab 6
Pentingnya Manajemen Membaca

MENGAPA MEMBACA HARUS DIMANAJEMEN?
Pernahkah Anda membaca buku, koran, atau yang lainnya? Kemungkinan besar jawabannya adalah pernah. Tetapi, pernahkah Anda memanajemen (mengelola) kegiatan membaca? Manajemen membaca diperlukan oleh kita untuk membantu kita mencapai sasaran membaca kita secara efektif dan efisien. Itu saja. Jika ada yang mau menambahkan, silahkan saja.

Membaca Dengan Otak Kanan (Bag.5)

Membaca Dengan Otak Kanan (Bag. 4)


Bab 4
Sasaran Utama Membaca




Dalam bab ini pembaca diajak untuk memahami:
  • Apa sebenarnya sasaran utama membaca itu?
  • Untuk apa kita membaca?


Mungkin banyak diantara kita kehilangan pemahaman ketika kita telah membaca. Kita menjadi kebingungan setelah membaca. Kita tak mengerti, sebenarnya apa yang telah kita baca itu? Saya juga sering mengalaminya. Ketika saya telah menghapal teori-teori yang ada di dalam sebuah buku, saya malah menjadi kebingungan tentang maksudnya. Waktu kuliah dulu saya telah merasakan bahwa memahami itu lebih sulit dari menghapal. Banyak pelajar ataupun mahasiswa yang mampu menghapal. Namun, tak banyak diantara mereka yang benar-benar memahami apa yang mereka pelajari/hapal.
Tidak efektifnya kegiatan membaca kita bisa disebabkan oleh banyak faktor. Penyebab utama itu diantaranya adalah  karena tidak  ada tujuan yang tepat yang harus dicapai. Sasaran utama membaca bagi seorang yang telah pandai mengeja kata-kata adalah memahaminya, bukan mengeja kata-kata. Namun, karena ketidaktahuan, kita malah mengeja kata demi kata. Di sinilah perlunya memiliki ilmu tentang manajemen membaca. Karena alasan itulah saya memberanikan diri untuk membuat buku sederhana ini ─ sebagai pilihan yang berbeda untuk Anda.
Tujuan yang tepat  memiliki peranan yang sangat besar dalam kehidupan ini. Begitu juga dalam kegiatan membaca. Jika tujuan kita tidak tepat, maka banyak kerugian yang akan kita dapatkan. Misalnya, jika tujuan kita membaca  kita adalah hanya mengeja kata-katanya saja, kemungkinan besar kita akan sulit memahami apa yang kita baca. Kenapa? Karena  tujuan kita hanya mengeja saja bukan memahaminya.
Penyebab lainnya adalah salah memilih tindakan. Mungkin saja  tujuan membaca kita adalah ingin memahami apa yang kita baca. Namun, dalam kenyataannya yang kita lakukan adalah mengeja kata-kata saja. Hasilnya, kita belum juga mampu memahami apa yang kita baca secara efektif. Nah, kalau ini namanya adalah salah langkah. Walaupun tujuan sudah tepat, jika langkahnya tidak tepat maka kita tak akan sampai ke tempat yang kita tuju. Jadi, disinilah perlunya ilmu membaca yang tepat.


Berdasarkan jangka waktu pencapaiannya tujuan membaca itu bisa bermacam-macam. Misalnya, kalian membeli buku tentang “cara mudah merakit komputer.” Misalnya, tujuan jangka panjangnya adalah agar kalian mendapat penghasilan setelah punya keahlian merakit komputer.  Tujuan jangka menengahnya agar kalian menjadi seorang yang pandai merakit komputer sendiri. Nah, tujuan paling dekatnya adalah memahami buku tersebut. Bagaimana mungkin kita bisa praktek jika kita belum memahami buku tersebut. Nah, begitu sahabat-sahabat sekalian. Jadi singkatnya membaca buku itu bisa memiliki banyak tujuan, tergantung orang yang membacanya. Akan tetapi sebelum kita mencapai tujuan jangka menengah dan tujuan jangka panjang, tujuan utama dan terdekat dari membaca yang wajib dicapai adalah MEMAHAMINYA! Betul betul betul?
Dalam kenyataannya, pemahaman kita terasa lebih mantap ketika kita telah mempraktekan apa yang telah kita baca. Dan itulah yang saya rasakan ketika saya belajar instalasi sistem operasi ke komputer. Ya, dalam kenyataannya, dengan praktek,  pemahaman kita bisa menjadi lebih sempurna.   
    Bersambung





Membaca dengan Otak Kanan(Bagian 3)

Bab 3



Definisi Membaca

Teman-teman, apa kira-kira yang dimaksud dengan membaca? Dalam kenyataannya ada yang mengartikan membaca sebagai mengeja kata demi kata. Jadi, kata-kata dieja satu persatu secara berurutan. Ya, mungkin itu cara membaca yang masih masih banyak dipakai orang. Dan itu sah-sah saja karena ini bukan menyangkut benar atau salah.
Namun secara pribadi saya ingin mengganti metode mengeja kata demi kata ini. Mengapa kok saya begitu ngotot? Karena saya menyukai tantangan dan sesuatu yang baru yang saya pikir lebih baik. Metode mengeja ini biasanya mendorong penggunanya untuk mengeja kata satu persatu dari awal sampai akhir. Setelah itu, penggunanya menjadi tahu akan beberapa hal dari apa yang dibacanya. Namun, metode ini menurut saya bisa memboroskan waktu karena harus mengeja kata demi kata. Disamping itu, penggunanya belum tentu mengetahui tentang gagasan penting yang ada dalam bacaan yang ia baca. Namun jika Anda masih memakai metode ini, teruskan saja dan jangan merasa bersalah.
Hidup adalah pilihan. Jika kita suka memakai  mobil besar yang boros bensin dan jalannya lambat, itu sah-sah saja. Dan jika Anda suka memakai mobil yang ringan, hemat bahan bakar dan cepat jalannya, itu juga sah-sah saja. Tak ada yang salah dengan pilihan Anda. Begitu juga dengan memilih metode membaca. Anda tinggal memilihmau yang hemat waktu atau yang boros waktusemua terserah Anda.
Dari hasil analisis saya, untuk memahami bacaan tertulis, diperlukan beberapa hal penting agar kita menjadi paham. Beberapa hal itu diantaranya adalah pengetahuan yang berkaitan dengan susunan dan unsur-unsur kalimat dalam bacaan, target yang jelas dan tepat, metode membaca yang efektif, dan konsentrasi penuh pada apa yang sedang dibaca. 

Di bawah ini saya mencoba mendefinisikan proses membaca sebagai berikut:

Membaca adalah Proses pencarian gagasan dan berusaha memvisualisasikan kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut agar bisa dibayangkan dan dihayati.

Dari definisi diatas, kita dapat melihat bahwa membaca adalah proses pencarian yang aktif. Yang dicari adalah gagasannya. Setelah gagasannya ditemukan, selanjutnya adalah membayangkan kenyataan dari gagasan tersebut dengan daya imajinasi kita. Biasanya, sesuatu yang dapat dibayangkan adalah hal-hal yang bisa dilihat oleh mata lahir kita. Jika subjeknya berkaitan dengan hal-hal yang immaterial, maka hayatilah subjek tersebut dengan hati kita.

Di buku ini, teman-teman akan menemukan kata gagasan dan pikiran digunakan secara bergantian. Namun. Teman-teman jangan merasa bingung karena arti dari gagasan dan pikiran itu dalam buku ini diasumsikan sama . Ya, maknanya sama saja. Oke, mari kita lanjutkan.

Mari kita kembali kepada definisi membaca. Jadi, dalam buku ini, kegiatan membaca itu bukan lagi mengeja kata demi kata. Tetapi, lebih jauh lagi, membaca itu adalah proses pencarian gagasan-gagasan yang ada dalam bacaan dan berusaha membayangkan dan atau menghayati kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut dengan daya imajinasi dan hati kita. Dengan cara seperti ini, kegiatan membaca kita menjadi terarah kepada  sasaran yang telah kita tetapkan sebelumnya. Tidak hanya itu, kita juga bisa menemukan hubungan antar gagasan. Misalnya, kita bisa menemukan kaitan antara gagasan atau pikiran utama dengan pikiran penjelas.

Masih bingung dengan penjelasan di atas? Tenang saja, mari kita jelaskan dengan lebih jelas. Agar lebih mengerti uraian di atas, silahkan baca baik-baik contoh paragraf di bawah ini sambil dibayangkan kenyataannya. Mulailah!

Anto mempunyai tanaman Arben yang luar biasa di kebunnya. Tanaman itu tingginya mencapai satu meter. Daun-daunnya rata-rata sebesar daun pohon jati. Hal yang sangat menakjubkan adalah buahnya. Buahnya itu sebesar buah kelapa dan beratnya rata-rata sekitar  tiga kilogram. Jadi, jika tanaman Anto buahnya ada sepuluh buah, berarti total beratnya adalah tiga puluh kilogram. Waw, sungguh menakjubkan. Bukan hanya itu, harga perbuahnya mencapai  sepuluh ribu rupiah. Jadi, kalau Anto punya 10 buah saja, maka ia bisa mendapat uang 100 ribu. Sekarang kalau ada 600 buah jadi berapa? Wah bisa cepat kaya tuh Anto.

Teman-teman, paragraf di atas sedang berbicara tentang tanaman Arben milik Anto yang luar biasa. Jadi gagasan utama bacaan diatas adalah tanaman Arben milik Anto. Selanjutnya, gagasan utama di atas dijelasakan secara lebih jelas lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Di atas dijelaskan bahwa tanaman Arben miliki Anto tersebut tingginya mencapai satu meter, daunnya sebesar daun pohon jati, buahnya seberat tiga kilogram, dan harganya mencapai sepuluh ribu rupiah per kilogram.

Nah, sekarang tugas teman-teman adalah membayangkan tanaman Arben milik Anto di atas dalam benak masing-masing. Beranilah mencobanya agar kita terbiasa. Silahkan coba bayangkan tingginya, daunnya, dan buahnya. Dalam benak saya, bayangan yang muncul adalah gambar buah Arben yang sering  saya lihat. Namun, karena buahnya sebesar buah kelapa, jadi di pikiran saya, buahnya juga tampak besar sesuai penjelasan di atas. Demikian juga dengan bentuk daunnya, buahnya dan batangnya. Terlihat benar-benar menakjubkan tanaman arben milik Anto itu.

Bagaimana?  Mudah kan? Ya, jika kita terbiasa membayangkan  gagasan yang ada dalam bacaan yang kita baca, maka Insya Allah kitapun tak akan terlalu sulit untuk memahami gagasan yang ada dalam bacaan tersebut. Akan tetapi, jika teman-teman masih merasakan kesulitan, maka teman-teman harus melatihnya terus-menerus sampai bisa. Maju terus dan jangan pernah putus asa ya.

Sebuah bayangan gambar  yang muncul dalam pikiran kita itu sebenarnya berasal dari apa yang pernah kita lihat. Contohnya, jika kita belum pernah melihat  tanaman Arben, maka boleh jadi kita akan susah untuk membayangkannya. Jika ini terjadi, mungkin saja kita menduga bahwa pohon Arben itu mirip pohon kelapa karena kita hanya pernah melihat pohon kelapa.

Teman-teman, mari kita berlatih lagi yuk? di dalam Al-Qur’an diceritakan bahwa di surga itu ada buah-buahanmisalnya buah pisang. Nah, sekarang coba bayangkan di pikiran kalian gambaran buah pisang yang ada di surga. Silahkan pejamkan matanya dan mulailah membayangkan buah pisang. Apa yang terjadi? Gambaran yang muncul di benak kita itu bukanlah gambaran buah pisang yang ada di surga. Akan tetapi, gambaran yang muncul adalah gambaran buah pisang yang ada di dunia ini. Kenapa demikian? Karena kita belum pernah melihat buah pisang yang ada di surga. Kita hanya sering melihat buah pisang yang ada di pasar, di warung atau di kebun tetangga.

Daya imajinasi kita memang tak mampu menggambarkan sesuatu yang berada di luar pengalaman kita. Namun, walaupun begitu, daya imajinasi ini harus kita latih ketika sedang membaca agar kita mampu memahami gagasan yang kita baca dan melihat kaitan antara gagasan utama dan gagasan penjelasnya secara visual/imajinatif. Ketika daya imajinasi kita bekerja, maka aktifitas membaca kita terasa hidup dan lebih efektif. Daya imajinasi kita, punya peranan penting dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami suatu bacaan.

Ketika saya membaca sebuah paragraf, yang paling dulu saya cari adalah gagasan utamanya. Setelah gagasan utamanya ditemukan, lalu sayapun mencari gagasan penjelasnya. Setelah gagasan-gasan itu ditemukan, kemudian saya membayangkan gambaran dari gagasan utama dan gagasan penjelas tersebut dengan daya imajinasi saya. Hasilnya? Saya bisa memahami maksud dari gagasan yang ditulis oleh sang penulis dan juga bisa menemukan kaitan antara gagasan utama dan gagasan penjelasnya. Jadi, jangan remehkan daya imajinasi kalian dan jangan biarkan ia menganggur.   
bersambung...    


Membaca Dengan Otak Kanan (bagian 2)


Bab  2

Motivasi Membaca



Dalam bab ini pembaca diajak untuk:

  1. Memotivasi diri agar senang membaca bacaan yang berguna bagi kehidupan.
  2. Mampu membangkitkan kembali minat membaca ketika semangat membaca telah pudar.
  3. Memahami pentingnya peranan motivasi membaca.
  4. Mengapa saya harus membaca ?

Banyak hal yang membuat orang terdorong untuk membaca. Sumber motivasi bisa berasal dari dalam diri atau dari luar diri. Kebutuhan, keinginan, rasa takut dan rasa harap dapat mendorong kita untuk membaca. Misalnya, karena takut mendapat nilai jelek, seorang sisiwa terdorong untuk rajin membaca pelajaran di sekolahnya. Contoh lainnya misalnya seorang siswa berharap menempati ranking ke-1 di kelasnya, maka iapun terdorong untuk rajin membaca. Di dunia perusahaan misalnya, seorang manajer pemasaran berharap dapat mengungguli pesaing-pesaing dari perusahaan lainya, maka ­─ selain bertanya kepada para ahli pemasaran ─ iapun terdorong untuk membaca sumber-sumber yang tepat.






Apa yang kita baca juga bisa memberikan motivasi untuk membaca. Saya pernah membaca sebuah buku yang berjudul chicken soup for the soul. Buku itu di dalamnya menceritakan berbagai kisah menarik yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga. Setelah membacanya saya merasa termotivasi untuk hidup lebih semangat lagi. Saya juga pernah membaca buku tentang kehidupan para sahabat Nabi Muhammad SAW, isinya menceritakan tentang sikap luar biasa dari para sahabat tersebut. Secara psikologis buku itu memang bisa memberikan pengaruh baik ataupun buruk─ tergantung isi bukunya.

Di bawah ini ada beberapa fakta yang mungkin bisa memotivasi kita untuk membaca. Silahkan baca dengan penuh penghayatan. Selamat membaca.


1. Kemajuan Jepang dan Budaya Membaca
Karena budaya membaca, Jepang bisa menjadi maju. Bagaimana dengan kita?
Dalam bukunya ─Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual─ Ary Ginanjar menulis sebagai berikut:
 Kaizen adalah suatu metode yang sangat dipegang teguh di Jepang. Kaizen artinya adalah proses penyempurnaan secara terus menerus yang tiada henti. Kaizen inilah yang telah mengubah wajah Jepang menjadi sebuah bangsa yang memiliki suatu peradaban yang sangat maju saat ini, serta memiliki teknologi yang bahkan bisa mengalahkan “Barat”. Penguasaan mereka dalam bidang perdagangan dunia, telah menempatkan bangsa Jepang menjadi bangsa yang sangat diperhitungkan dalam percaturan dunia. Kaizen tidak akan pernah berjalan tanpa dilandasi oleh dorongan untuk berfikir dan belajar secara terus-menerus atau secara disiplin menuju ke arah kesempurnaan. Inilah rahasia keberhasilan mereka. Allah SWT, sesungguhnya mendorong manusia untuk melakukan hal ini.

“Restorasi Meiji” di Jepang adalah suatu langkah monumental untuk memperbaiki kondisi ekonomi, teknologi dan budaya bangsa Jepang. Ini merupakan suatu loncatan besar bangsa Jepang untuk suatu kemajuan di segala bidang. Pada masa sebelum restorasi ini dilakukan, Jepang adalah sebuah kekaisaran yang sangat tertutup. Kemudian ketika Restorasi Meiji dilakukan, mereka membubarkan sistem kasta, dimana saat itu kaum Samurai-lah yang memegang kendali bangsa Jepang. Namun sifat-sifat kaum Samurai yang baik tetap terpelihara dan bahkan dijadikan sikap teladan yang disebarkan ke seluruh rakyat Jepang seperti: sikap pantang menyerah; menjunjung tinggi kehormatan dan kepribadian; sopan-santun; ta’at kepada atasan dan selalu hemat.

Saat itu, untuk mengejar ketertinggalannya, kaum muda Jepang dikirim oleh pemerintahnya ke berbagai negara di kawasan Eropa dan Amerika secara besar-besaran, dengan tujuan untuk belajar. Semua buku-buku barat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sehingga memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dunia barat. Hingga saat inipun, hampir semua buku tentang ilmu pengetahuan barat telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Buku-buku di sana dijual dengan harga sangat murah. Dorongan ini telah membuat bangsa Jepang memiliki kebiasaan gemar membaca. Hal itu bisa dilihat dimana-mana di Jepang, baik di kereta api, di dalam bus kota, di stasiun-stasiun, atau dimana saja, hampir semua membaca.

Secara umum, tak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan mengetahui sesuatu/segala sesuatu. Oleh karena itulah manusia diharuskan untuk mencari pengetahuan sampai akhir kehidupan untuk kemaslahatan diri dan orang lain.
Horizontal Scroll: Secara umum, tak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan mengetahui sesuatu/segala sesuatu. Oleh karena itulah manusia diharuskan untuk mencari pengetahuan sampai akhir kehidupan untuk kemaslahatan diri dan orang lain.Setelah semua ilmu pengetahuan telah mereka serap dan mereka kuasai, maka mereka menyempurnakannya lagi. Contoh: Produksi mobil di Amerika Serikat seperti Chrysler, Ford, atau Chevrolet umumnya berbentuk besar, berat dan boros bahan bakar. Oleh bangsa Jepang hal ini dibaca, dicermati, dievaluasi dan pada akhirnya disempurnakan. Kemudian lahirlah industri mobil Jepang yang memproduksi mobil ringan, murah dan hemat bahan bakar seperti merek Honda, Toyota dan Suzuki. Inilah contoh nyata dari suatu kebiasaan membaca, kebiasaan berfikir, dan kebiasaan mengevaluasi dan menyempurnakan. “Allah meninggikan derajat bagi kaum yang senantiasa berfikir”.
Katakanlah: “Samakah orang yang berilmu dan orang yang tiada berilmu...?” (Q.S. Az-Zumar:9). [1]
2. Kita Butuh Pengetahuan

Sejak TK, anak-anak telah dilatih untuk belajar membaca. Mengapa? Karena membaca itu penting bagi kehidupan manusia. Dengan membaca, pengetahuan kita akan bertambah. Jika pengetahuan itu  dipraktekan, maka kita akan memiliki keterampilan baru ─ jika tulisan yang dibaca itu  membahas tentang suatu keterampilan.
Berkaitan dengan ilmu dan keterampilan, saya punya pengalaman langsung yang saya rasakan manfaatnya. Ketika di internet banyak orang yang membicarakan tentang telepon genggam yang bisa dijadikan modem untuk browsing memakai komputer, sayapun mulai mengumpulkan informasi. Saya mencari informasi sebanyak mungkin dari internet dengan menggunakan hape saya dan juga dari warnet.
Setelah saya rasa informasinya cukup, sayapun mulai mencoba mempraktekan pengetahuan yang telah saya peroleh. Awalnya tak langsung berhasil. Namun, karena saya terus mencoba, akhirnya berhasil juga browsing internet dengan memakai komputer dan hape di rumah sendiri. Alhamdulillah, Horeee, berhasiiiil!!!
Kesimpulannya, minat baca itu timbul karena adanya keinginan di dalam diri saya. Selanjutnya, keinginan ini mendorong saya untuk  mencari informasi dan membacanya sampai faham. Tak hanya membaca, saya juga terdorong untuk menerapkan apa yang telah saya baca. Setelah praktek sampai berhasil, pemahaman saya terasa lebih dalam dari sebelumnya. Ya, itulah selembar pengalaman berharga yang bisa saya berikan kepada kawan-kawan.
Dalam kenyataan hidup ini, dorongan kebutuhan atau keinginan bisa mendorong kita untuk mencari informasi/pengetahuan untuk mencapai apa yang kita inginkan  tersebut. Dengan informasi yang lengkap dan bisa dipercaya, kita bisa terhindar dari kerugian yang diakibatkan oleh berita-berita bohong yang disebaran para penipu. Jadi, punya pengetahuan itu tidaklah rugi. Namun, justru sebaliknya, dengan memiliki banyak pengetahuan, kita bisa mendapatkan banyak manfaat dan kebaikan jika pengetahuan itu digunakan. Nah, begitu teman-temanku yang baik.
Tahukah kita, apa itu HIV AIDS? Jika kita belum mengetahuinya, maka kita harus mengetahuinya. Mengapa? Agar kita bisa terhindar dari keganasan Virus tersebut. Kita bisa mengetahui sebab-sebab timbulnya penyakit AIDS ini dan cara pencegahannya. Apalagi jaman sekarang ini, teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Kita tinggal membuka hape kita, aktifkan browsernya lalu masuk ke mesin pencari ─misalnya Google search─ dan masukkan kata kunci” Bahaya AIDS”. Tunggu beberapa detik saja, maka kita akan mendapat pengetahuan penting tentang bahaya Aids ini dari situs yang telah kita buka. Setelah kita membaca informasi tentang bahaya HIV Aids, boleh jadi kita menjadi merasa lebih takut akan bahayanya. Nah, perasaan takut kita yang makin meningkat itu timbul karena pengetahuan yang telah kita peroleh.     
    

3. Buku Makin Bertumpuk, Tapi……….?

Apakah di rumah kalian banyak buku? Mungkin buku kalian bertumpuk. Apalagi yang suka membeli buku tiap bulan, makin bertambahlah jumlah buku di dalam rak. Kita membeli buku karena kita punya sebuah harapan. Makanya ketika mau membeli buku, kita berusaha untuk memilih buku dulu agar tak salah pilih. Namun, setelah dibeli, buku tersebut jarang kita baca. Weleh-weleh, terserang virus malas membaca deh. Walaupun kita pernah baca, kita sulit untuk memahaminya. Pendeknya aktivitas membaca kita kurang  efektif. 
Demikian juga dengan yang saya alami, tak jauh beda dengan teman-teman (kecuali jika teman-teman adalah orang yang pandai mengelola kegiatan membaca, maka kalian saya kecualikan). Buku-buku bertumpuk di atas meja saya. Demikian juga di dalam rak buku saya walau buku saya masih bisa dihitung dengan jari. Kadang-kadang terlintas dalam hati saya,” Apa manfaat buku-buku ini bagi kehidupan saya dan bagaimana cara memanfaatkannya?” saya pernah berpikir bahwa percuma saja saya membeli buku kalau tidak bermanfaat bagi hidup saya. Percuma juga saya membacanya kalau saya tak mampu memahami dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Buang-buang uang dan waktu saja!
Namun setelah saya berpikir lagi, akhirnya saya memutuskan untuk mencari jalan agar saya bisa memanfaatkan buku-buku itu dalam kehidupan saya. Sudah pasti, jika saya banyak membaca dan bisa memahami apa yang saya baca, tentunya banyak manfaat yang bisa saya raih. Saya pernah membaca sebuah tulisan yang tergantung di dinding rumah teman saya, tulisan itu berbunyi bahwa orang yang malas membaca akan  mengalami penyakit disfasia, yaitu gangguan melemahnya selaput otak bagian kiri. Tak hanya itu, orang yang malas membaca akan ketinggalan banyak pengetahuan dan banyak informasi yang sangat diperlukan. Segunung kerugian akan didapat oleh orang yang malas membaca akibat tak bertambahnya pengetahuan dalam dirinya. Jika kita telah mengetahui peranan penting pengetahuan dan informasi, maka tak ada lagi alasan untuk tidak membaca. Oh, begitu ya. Sayapun jadi semangat ladi deh.
Akan tetapi, buku apa saja yang harus kita baca? Yang jelas, buku yang harus kita baca adalah buku-buku yang membuat diri kita menjadi lebih baik dan lebih cerdas. Adapun buku-buku yang kurang bermanfaat, sebaiknya dilewat sajalah. Saya percaya,  teman-teman pasti bisa memilih yang terbaik untuk diri sendiri.
Agar aktifitas membaca kita tepat sasaran, maka perlu pengelolaan yang baik dan benar. Di bawah ini saya mencoba menawarkan suatu rumusan tentang manajemen membaca untuk  teman-teman.

1.        Apa manfaat buku ini? Sebelum teman-teman membaca suatu buku, maka carilah lebih dulu informasi tentang manfaat dari buku yang akan  dibaca. Caranya? Jika memungkinkan, bertanyalah kepada penulis buku tersebut tentang manfaat buku tersebut. Jika tak memungkinkan, teman-teman bisa bertanya kepada orang yang telah membaca buku bersangkutan dan ia benar-benar mengerti akan isi buku tersebut. Atau, bisa baca sendiri.
2.        tentukan dengan jelas target membaca yang ingin dicapai. Jika teman-teman telah melihat gambaran hasil akhir/manfaat dari buku yang akan dibaca, maka langkah selanjutnya adalah menentukan target yang ingin dicapai─baik target jangka panjang ataupun jangka pendek. Penetapan target ini sangat penting agar aktivitas membaca kita terarah secara jelas dan tepat serta menjaga kita tetap semangat dalam membaca. Target paling dekat adalah memahami isi buku dan target akhirnya tergantung dari jenis buku yang dibaca. Misalnya, jika buku yang kita baca mengupas tentang masalah berpikir positif, berarti target akhirnya, diantaranya adalah menjadi orang yang sukses dan bahagia dengan cara selalu berpikir positif.
3.        buat program membaca dengan jelas. Ini hanya pilihan saja. Kalau mau dilewati silahkan saja. Jika teman-teman mau, buatlah jadwal kegiatan membaca  dengan teratur. Misalnya kalian siap membaca buku 1 jam/hari sebanyak satu bab saja. Tentu saja, dengan target yang jelas, agar aktifitas membaca kita bisa memberikan hasil. Tapi ingat, jangan jadi beban atau menjadi kaku dengan target. Fleksibel saja oke.
4.        gunakan metode membaca yang tepat. Agar aktifitas membaca kita membuahkan hasil yang maksimal, maka gunakanlah cara membaca yang terbukti lebih efektif dari metode membaca yang lainnya. Tanda efektifnya suatu metode adalah kita mampu memahami apa yang kita baca dengan jelas.
5.        baca secara bertahap. kita tak perlu tergesa-gesa ketika sedang membaca. Bacalah sedikit demi sedikit. Namun jika kita mampu memahami buku dengan cepat, maka lakukanlah. Tetapi, yang paling penting adalah kita mampu memahami apa yang kita baca. Jika kita mampu memahami apa yang kita baca, berarti kita telah berhasil mencapai target paling dekat dari aktifitas membaca kita. Berikan selamat atas kesuksesan yang telah kita raih, walaupun hal itu tampaknya seperti sepele saja.
6.        lakukan evaluasi dan perbaikan. Sejauh mana hasil yang telah kita capai dalam membaca? Apakah kita telah benar-benar memahami apa yang kita baca? Apakah kita bisa membayangkan cara menerapkan konsep yang telah kita baca? Silahkan lakukan evaluasi, lalu lakukan perbaikan. Uraian yang lebih jelas tentang semua ini, akan saya kupas di bagian selanjutnya.        

bersambung ke bab 3










[1] Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual, Jakarta, Penerbit Arga, 2001), hal 122-123





Membaca Dengan Otak Kanan (Bagian 1)


Bab  1

Belajar dari Pengalaman

Dalam bab ini pembaca diajak untuk:
  1. mempelajari aktifitas membaca yang telah dilakukan
  2. mengambil kesimpulan yang tepat berdasarkan pengalaman membaca yang telah dilakukan
  3. apa sih hal yang penting dalam pengalaman ini? Baik pengalaman baik ataupun buruk.



 
Teman-teman, Sejak SD, kita telah belajar membaca dan menulis. Awalnya kita belajar mengenal hurup-huruf, mengeja kata-kata dan kalimat. Menginjak kelas dua SD, kita masih mengeja kata demi kata ketika disuruh membaca oleh guru. Dan itu juga yang saya rasakan. Ketika telah duduk di bangku SMP, saya merasa, kebiasaan mengeja kata demi kata terus berlanjut. Demikian juga ketika telah memasuki dunia SMU dan perkuliahan. Saat itu saya sadar, betapa susahnya memahami isi buku-buku yang tebal yang saya miliki. Ya, itulah gaya membaca dengan OTAK KIRI. 
  Mengapa saya susah memahami apa yang saya baca? Itulah pertanyaan yang muncul di benak saya. Ya iyalah, saya Cuma memakai otak kiri dengan cara mengeja kata demi kata saja. Ini  berarti metode membaca saya belum mengalami kemajuan. Nah, sejak saat itu saya mulai mencari tahu tentang metode membaca yang bisa membantu saya untuk memahami apa yang saya baca. Let’s go man!
Untuk mencapai apa yang saya inginkan, sayapun mulai bertualang. Awalnya, saya mencari buku-buku baru yang membahas tentang bagaimana membaca. Ahha, akhirnya saya menemukan buku yang membahas tentang bagaimana membaca yang efektif. Di buku itu, diceritakan tentang orang-orang yang telah berhasil memahami apa yang mereka baca dengan metode membaca yang ada di buku tersebut. Masih di buku itu, mereka mendapatkan hasil yang memuaskan. Wah, jadi semangat nih. Dengan serius, saya mencoba mempelajari buku baru tersebut. Kemudian saya mencoba mempraktekkannya. Hasilnya, belum memuaskan. Weleh-weleh, tak semudah yang dibayangkan. Apalagi tak ada gurunya.
Teman-teman, walau belum berhasil, saya tak putus asa. Petualangan kembali saya lanjutkan sampai bertahun-tahun. Di suatu hari, ada ide-ide baru masuk dalam benak saya. Tanpa pikir panjang, saya langsung menuliskannya. Saya menuliskan ide tersebut sampai menjadi sebuah makalah. Bulan demi bulan, tahun demi tahun, metode membaca yang telah saya tulis tersebut terus saya perbaiki untuk mencapai hasil yang maksimal.
Akhirnya, ide yang saya kembangkan tersebut telah berubah wujud menjadi buku ini. Namun, saya percaya, buku ini masih jauh dari sempurna. Akan tetapi, setelah menerapkan Metode di buku ini, kemampuan membaca saya telah mengalami peningkatan. Jadi, jika ada kritik-kritik yang membangun dari teman-teman, tentu saja saya terima dengan senang hati.
Teman-temanku yang baik, itulah yang saya alami. Lalu, bagaimana dengan yang kalian alami? Apakah pengalaman kalian tak jauh beda dengan saya dalam masalah membaca ini? Apapun jawabannya, tak ada ruginya jika teman-teman mau membaca tulisan saya ini. Namun sebaliknya, jika mau membacanya, Insya Allah teman-teman akan mendapatkan banyak manfaat.
Nah, itulah sekilas sejarah tentang perjalanan buku yang telah saya tulis ini. Semoga teman-teman dapat memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari tulisan saya yang sederhana ini.
Jadi, kesimpulannya, jika kita ingin meningkatkan kemampuan membaca kita, maka gunakan metode yang lebih baik. Selalu ada jalan untuk menjadi lebih baik. Saya punya sedikit catatan tentang metode mengeja kata demi kata dengan metode yang saya buat inihanya penilaian saja yang mungkin bisa kurang tepat. Metode mengeja kata demi kata itu hanya mengarahkan kita untuk membaca kata demi kata tanpa melewatkan satu katapun. Itu yang saya rasakan. Adapun metode metode yang saya buat ini dirancang untuk tidak demikian. Anda boleh melewati sebuah atau beberapa kata jika Anda mau. Anda juga diajak untuk mencoba cara lain untuk mencobanya. Cara lain bagaimana? Teruskan membacanya, nanti saya jelaskan lebih detail.
Teman-teman, jika Anda penasaran ingin segera tahu metode membaca dengan melibatkan otak kanan yang akan saya tawarkan, mari kita teruskan membacanya. Lets’do it!
bersambung ke bab 2





Membaca Dengan Otak Kanan (pengantar)


Daptar Isi
Bab1.  belajar dari pengalaman
Bab 2. motivasi membaca
Bab 3. definisi membaca
Bab 4. sasaran utama membaca
Bab 5. makna memahami bacaan
Bab 6. pentingnya manajemen membaca
Bab 7. syarat-syarat sukses membaca
Bab 8. latihan membaca efektif
Bab 9. bekerja lebih baik dengan mind map

Latar Belakang Penulisan Buku

Awalnya gagasan tentang buku ini muncul ketika saya kesulitan dalam memahami buku-buku teks sewaktu masih di kampuskira-kita tahun 1999. Lalu,  saya mencari solusinya dari berbagai buku yang hadir saat itusalah satunya adalah buku Quantum learning. Buku tersebut saya baca sampai tuntas dan saya coba praktekkan isinya. Namun, hasilnya masih jauh dari harapan.

Walaupun saya belum mencapai apa yang saya harapkan, saya terus berusaha mencari solusinya. Akhirnya, setelah beberapa tahun, ide-ide baru bermunculan. Kemudian, saya mencoba mempraktekkan ide tersebut. Setelah saya uji, hasilnya cukup memuaskan bagi saya. Akhirnya saya bisa memahami  sebuah paragraf dengan metode membaca yang saya tulis tersebut. Wow, saya merasa ini adalah pengalaman baru yang menggembirakan.

Teman-teman, buku metode membaca ini saya lengkapi dengan sedikit konsep manajemen agar para pembaca bisa menetapkan dan mencapai sasaran membaca secara efektif dan efisien. Buku ini saya buat untuk para pelajar SD, SMP, SMU. Buku ini saya tuliskan untuk orang dewasa yang menyukai hal-hal berbeda dari yang sudah biasa digunakan.

Dibuku ini, pembaca akan melihat beberapa istilah penting yang diperlukan untuk bisa membaca secara efektif. Anda akan melihat penjelasan penting tentang hakikat bacaan. Apakah pengertian hakikat bacaan itu? Anda juga akan menemui arti dari memahami bacaan. Dan juga istilah-istilah penting lainnya.

Dibuku ini juga , pembaca akan menjumpai banyak gambar peta pikiran agar pembaca mudah mengingat kembali apa yang telah dibaca dan dipelajari. Peta pikiran ini saya buat dengan menggunakan software gratis dari  www.edrawsoft.com. Freeware mind map ini sangat membantu saya dalam memperbaiki dan menyusun ulang buku yang telah saya susun ini.
Saya ingatkan kembali, bahwa buku ini dibuat untuk meningkatkan kemampuan membaca agar kita mampu memahami apa yang kita baca. Metode mengeja kata demi kata untuk sementara boleh ditingggalkan dulu. Adapun anak yang sudah pandai mengeja kata-kata, maka ia bisa mempelajari metode yang saya buat ini.

Akhirnya, semoga karya tulis sederhana  yang masih penuh kekurangan ini memberikan banyak manfaat bagi orang banyak─baik anak-anak maupun orang dewasa. Masukan konstruktif dari pembaca saya tunggu untuk penyempurnaan karya sederhana ini. Semoga sukses.

Bandung, 1 Desember 2011  

bersambung