Sabtu, 07 April 2012

Membaca Dengan Otak Kanan (Bag.5)


Bab 5
Makna Memahami Bacaan

·         Apakah arti memahami bacaan itu?
Dalam bab ini pembaca diajak untuk mendalami lebih dalam akan arti “memahami” berkaitan dengan kalimat-kalimat yang dibaca. 

·         Membaca ─ seperti telah dijelaskan sebelumnya─ kita gambarkan sebagai Proses pencarian gagasan dan kegiatan  memvisualisasikan kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut agar bisa dibayangkan dan dihayati.
    

    
Memahami Makna Faham

            Faham itu berasal dari bahasa arab, artinya adalah mengerti. Terus, mengerti itu sendiri artinya apa? Tak mudah menjawabnya. Akhirnya saya memikirkan arti memahami secara khusus berkaitan dengan konteks bacaan. Setelah mencari dan meneliti beberapa fakta yang berkaitan dengan membaca ini, akhirnya saya dapatkan juga gambarannya, alhamdulillah.
Saya mencoba mendefinisikan arti faham sebagai tergambarnya realitas dari bacaan yang dibaca di dalam benak/hati. Definisi ini berlandaskan pada fakta bahwa ketika orang telah mampu membayangkan kenyataan dari apa yang dibacanya atau mampu menghayatinya, maka iapun merasa telah memahami/mengerti dari apa yang dibacanya tersebut. Namun, Anda boleh tak setuju dengan definisi yang saya buat ini. Silahkan saja.
Sasaran membaca terdekat adalah memahami. karena itu, aktivitas membaca yang kita lakukan harusnya mengarahkan kita untuk memahami apa yang kita baca. 
Kalimat yang sering kita jumpai dalam bacaan adalah kalimat pendek dan kalimat panjang. Kalimat  pendek biasanya terdiri dari beberapa kata. Contoh kalimat pendek bisa kita temui pada judul sebuah buku, dan judul bab atau sub bab. Adapun kalimat panjang biasanya terdiri dari beberapa kata atau bahkan terdiri dari beberapa kalimat.  Yang termasuk kalimat panjang misalnya adalah sebuah paragraf. Sebuah paragraf biasanya terdiri dari beberapa kalimat.
* Memahami Kalimat Pendek  

            Untuk menguji pemahaman kita  tentang arti paham sesuai dengan konteksnya, maka mari kita bacal kata-kata atau kalimat pendek di bawah ini baik-baik.
Lakukanlah nama-nama pekerjaan di bawah ini dengan lebih baik !
1.            Membaca Al-Qur’an.
2.            Menulis.
3.            Membaca Buku.
4.            Berjalan Kaki.
5.            Berlari.
6.            Makan.
7.            Menyikat Gigi.
Kalau teman-teman mampu melakukan semua pekerjaan di atas, ini berarti hati kalian benar-benar memahami apa yang telah kalian baca. Artinya hati kalian mampu menggambarkan kenyataan dari nama-nama pekerjaan yang telah dibaca dengan kekuatan otak kanan (daya imajinasi). Misalnya, ketika kita disuruh menggosok gigi, terbayanglah dalam benak kita bahwa menggosok gigi itu adalah kegiatan membersihkan gigi dengan sikat gigi dengan memakai pasta gigi. Dulu, saya belum memahami kata “Install windows xp” karena saya belum pernah mencobanya. Kini, setelah sering menginstall windows di komputer saya, sayapun dengan cepat bisa memahami kata Install sistem operasi itu ketika ada orang menyebut istilah tersebut. Kenapa saya jadi mengerti maknanya? Karena saya pernah melakukannya dan apa yang saya lakukan itu terekam dalam benak saya. Nah, rekaman itulah yang suka muncul dibenak saya ketika saya mendengar kata install. Maksudnya, terbayang gitu lho. Ngerti kan?
Jika saya meminta kalian untuk menyikat gigi kalian, apakah kalian bisa melakukannnya? Jika bisa, berarti kalian memahami permintaan saya. Jadi begini teman-teman gambarannya, ketika kalimat MENYIKAT GIGI masuk ke dalam pikiran kita, maka secara otomatis pikiran kita memunculkan suatu gambaran nyata yang berkaitan dengan MENYIKAT GIGI. Ketika saya meminta kalian menyikat gigi, maka secara langsung di benak kalian muncul gambar sikat gigi, pasta gigi dan cara menyikat gigi. Apalagi yang belum menyikat gigi mungkin langsung pergi membersihkannya. Penampakkan gambaran tersebut persis seperti tayangan sebuah film. Nah, ketika pikiran kalian mampu memunculkan suatu kenyataan yang berkaitan dengan masalah MENYIKAT GIGI, maka saya anggap kalian telah memahami makna kalimat MENYIKAT GIGI. Seperti itulah hakikat memahami yang saya maksud. Bagaimana, apakah kita  telah memahami arti paham yang digambarkan di atas?    

Jika hati kalian belum bisa mengambarkan dalam pikiran nama-nama pekerjaan yang telah Anda baca di atas, tentu Anda tak akan mampu melakukannya.
            Sesungguhnya  kekuatan imajinasi kita berperan sangat besar  ketika kita ingin memahami informasi tertulis. Makin kuat daya imajinasi kita, makin tajam pikiran kita untuk memahami bacaan apapun. Karena itu latihlah daya imajinasi kita ketika sedang membaca buku. Cara melatihnya yaitu dengan cara membayangkan/menggambarkan kenyataan dari apa yang kita baca.
            Boleh jadi, Kebanyakan kita hanya menggunakan pandangan mata, dan otak kiri saja ketika sedang membaca, sehingga kita kurang memahami apa yang kita baca. Ini terjadi karena otak kanan kita tak digunakan oleh hati kita. Ditambah lagi dengan tidak adanya pengetahuan dasar tentang tulisan, tak adanya tujuan dan sasaran yang jelas, dan selainnya, sehingga makin kuranglah pemahaman kita. 
            Jadi, agar kita mampu memahami bacaan dengan  tepat maka gunakan secara optimal keberadaan hati, otak kanan, otak kiri, dan pandangan mata kita — disamping hal-hal yang telah disebutkan sebelum ini.




·        Memahami Kalimat Panjang

Memahami kalimat yang panjang seperti paragraf yang ada di dalam buku lebih sulit dibanding memahami kaliat pendek. Mengapa demikian? Karena di dalam paragraf itu biasanya mengandung kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas. Jadi, dalam  sebuah paragraf, biasanya mengandung  gagasan utama, gagasan penjelas, kalimat utama dan kalimat penjelas.
Keterangan:
·                     Pikiran/Gagasan utama: merupakan gagasan yang meliputi seluruh karangan dan mengikat gagasan penjelas.
·                     Pikiran/Gagasan penjelas: merupakan gagasan yang menjelaskan dengan lebih rinci tentang gagasan utama.
·                     Kalimat utama: kalimat yang berisi pikiran utama.
·                     Kalimat penjelas: kalimat yang berisi pikiran penjelas. 
·                      
Jadi, untuk memahami sebuah paragraf, kita harus mengetahui dulu mana pikiran utama dan pikiran penjelasnya, dan mana kalimat utama serta kalimat penjelasnya. Setelah kita mengetahui semua itu, maka kitapun  harus berani berlatih mencari kalimat utama dan kalimat penjelasnya serta mencari pikiran utama dan pikiran penjelasnya. Lalu, cari juga kaitan antara pikiran utama dan pikiran penjelasnya. Untuk masalah ini, saya akan membahasnya lebih jelas di bagian yang lebih khusus di bab dalam buku ini.






Hubungan Tulisan Dengan Kenyataan

Ada hubungan yang sangat jelas antara tulisan dengan suatu kenyataan. Tulisan adalah alat komunikasi yang digunakan manusia untuk menggambarkan suatu kenyataan. Jadi tulisan itu adalah simbol yang mewakili suatu kenyataan tertentu.

Ketika kita masih kecil, kita pernah  melihat suatu wujud benda, maka bentuk dan warna benda tersebut masuk dan tersimpan di memori kita. Bukan hanya itu, pengetahuan atau informasi tentang benda tersebut juga tersimpan dalam benak kita. Informasi tentang benda tersebut mungkin bisa berasal dari orang tua kita ataupun bisa dari orang lain. Misalnya, waktu keci dulu ketika bersama ibu sedang di pasar, kita melihat buah yang bernama apel berwarna merah. Bentuk dan warna apel merah tersebut masuk ke dalam pikiran kita melalui pandangan mata kita. Informasi tentang buah apel tersebut juga tersimpan di dalam benak kita ketika kita telah mendapatkan informasi tersebut. 
ketika tiba di rumah, kitapun ingin mencoba merasakan buah apel tersebut. Setelah merasakannya, kitapun ditanya tentang rasanya. Apakah rasanya manis atau masam? Pengetahuan tentang rasa apel bisa kita dapatkan dari ibu kita. Semakin sering kita memakan buah apel, semakin kuat ingatan kita tentang buah itu. Akibatnya, kita menjadi cepat mengenal buah apel ketika kita melihatnya di suatu tempat. Tidak hanya itu, pengetahuan tentang manfaatnya juga  akan kita miliki jika kita berusaha mencari pengetahuan tentangnya.
Proses belajar di waktu kecil sebenarnya  tampak luar biasa.  Panca indera kita secara aktif digunakan untuk mempelajari sesuatu. Ketika kita melihat dan mengamati sesuatu yang asing, kitapun mulai berpikir. Jika tidak tahu, kitapun bertanya dan langsung mendengar jawabannya jika yang ditanya mengetahui. Jika kita telah pandai menulis ─ informasi tentang sesuatu yang telah kita pelajari ─ kitapun akan mengabadikannya dalam buku kita.      
Apa yang kita lihat, dengar, rasakan, bayangkan, dan sebagainya, bisa kita gambarkan melalui tulisan kita. Jadi, sekarang kita bisa tahu bahwa ada hubungan yang tak bisa dipisahkan antara tulisan dengan kenyataan.
Berdasarkan penjelasan sederhana di atas, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa hakikat tulisan itu pada dasarnya merupakan alat yang dipakai untuk menggambarkan suatu kenyataan. Misalnya, ketika kita membaca tulisan/kata “peaches”, maka kita harus sadar bahwa tulisan itu sedang menyadarkan kita akan nama suatu buah. Coba Anda lihat foto buah di kiri atas. Nah, itulah buah yang punya nama “peaches”. Peaches adalah sebuah nama buah. Fotonya silahkan kalian amati di bagian atas.
Jika kalian telah berhenti membaca, coba kalian sebut kata “peaches” secara berulang-ulang. Lalu bayangkanlah wujud buah “peaches” yang pernah kalian lihat dengan daya imajinasi kalian. Coba bayangkan foto buah di atas dengan penuh konsentrasi. Nanti coba bayangkanlah wujud buah tersebut  seolah-olah wujud buah itu benar-benar ada di depan kalian. Semakin sering kekuatan imajinasi ini di latih, maka akan semakin tajam kemampuan imajinasi kita ketika dipakai.
Apakah ketika kita membaca, kemampuan imajinasi ini sering kita pakai? Sebenarnya daya imajinasi ini sangat membantu kita untuk memahami apa yang kita baca lho jika kita mau memakainya. Jika kita belum pernah menggunakannya, maka mulailah saat sekarang untuk mencoba dan merasakan manfaatnya. Lakukanlah dengan berani tanpa rasa takut salah atau gagal. Ayo, beranilah!
  
Jadi, jika kamu akan membaca buku, majalah, atau tulisan lainnya, maka ingatlah hal penting di bawah ini:




Ingat tulisannya, ingat pula kenyataannya!



 

Mengapa harus demikian? Agar kamu bisa memahami apa yang kamu baca. Saya sudah mencobanya dan berhasil. sekarang giliran kamu untuk menjadi seorang pembaca yang cerdas. Saya percaya, kamu bisa.
Sekali lagi ingat hal penting ini!
Ingat tulisan                   ingat pula kenyataannya (ingat contoh buah peaches)

Ingat tulisan                   ingat pula kenyataannya (ingat contoh buah peaches)


Sekarang, mari kita lihat baik-baik gambar buah di atas. Di negara kita, gambar di atas kita kenal dengan nama buah SEMANGKA. Jika kita membaca tulisan kata SEMANGKA, maka otomatis pikiran kita akan membayangkan gambar atau foto buah di atas. Kulit luar buah ini berwarna hijau muda dan hijau tua. Dagingnya jika sudah masak akan berwarna merah menyala. Beratnya bisa mencapai 2kg atau lebih. Harganya di pasar bisa mencapai Rp.3000/kg. Akan tetapi, masalah berat dan harganya bisa berubah-ubah.    
Dengan gambar di atas, saya ingin menegaskan lagi bahwa  kata-kata memiliki hubungan yang sangat erat dengan sebuah kenyataan. Apa yang kita lihat, bisa kita kita ungkapkan kembali dengan kata-kata kepada orang lain. Apa yang kita lihat, bisa kita catat di buku kita agar kita bisa mengingat kembali di waktu yang akan datang. Dengan keyakinan bahwa kata-kata punya hubungan yang tak bisa dipisahkan dengan kenyataan, maka kita bisa membuat strategi membaca yang tepat untuk memahami apa yang kita baca. 
Jadi, kesimpulannya, kata-kata itu punya hubungan yang tak terpisahkan dengan kenyataan yang pernah kita lihat, rasakan, dengarkan, hayati dan hal lainnya.
Berrsambung, maju terus pantang menyerah....

       

Tidak ada komentar: