Sabtu, 07 April 2012

Membaca Dengan Otak Kanan (bagian 2)


Bab  2

Motivasi Membaca



Dalam bab ini pembaca diajak untuk:

  1. Memotivasi diri agar senang membaca bacaan yang berguna bagi kehidupan.
  2. Mampu membangkitkan kembali minat membaca ketika semangat membaca telah pudar.
  3. Memahami pentingnya peranan motivasi membaca.
  4. Mengapa saya harus membaca ?

Banyak hal yang membuat orang terdorong untuk membaca. Sumber motivasi bisa berasal dari dalam diri atau dari luar diri. Kebutuhan, keinginan, rasa takut dan rasa harap dapat mendorong kita untuk membaca. Misalnya, karena takut mendapat nilai jelek, seorang sisiwa terdorong untuk rajin membaca pelajaran di sekolahnya. Contoh lainnya misalnya seorang siswa berharap menempati ranking ke-1 di kelasnya, maka iapun terdorong untuk rajin membaca. Di dunia perusahaan misalnya, seorang manajer pemasaran berharap dapat mengungguli pesaing-pesaing dari perusahaan lainya, maka ­─ selain bertanya kepada para ahli pemasaran ─ iapun terdorong untuk membaca sumber-sumber yang tepat.






Apa yang kita baca juga bisa memberikan motivasi untuk membaca. Saya pernah membaca sebuah buku yang berjudul chicken soup for the soul. Buku itu di dalamnya menceritakan berbagai kisah menarik yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga. Setelah membacanya saya merasa termotivasi untuk hidup lebih semangat lagi. Saya juga pernah membaca buku tentang kehidupan para sahabat Nabi Muhammad SAW, isinya menceritakan tentang sikap luar biasa dari para sahabat tersebut. Secara psikologis buku itu memang bisa memberikan pengaruh baik ataupun buruk─ tergantung isi bukunya.

Di bawah ini ada beberapa fakta yang mungkin bisa memotivasi kita untuk membaca. Silahkan baca dengan penuh penghayatan. Selamat membaca.


1. Kemajuan Jepang dan Budaya Membaca
Karena budaya membaca, Jepang bisa menjadi maju. Bagaimana dengan kita?
Dalam bukunya ─Rahasia sukses membangun kecerdasan emosi dan spiritual─ Ary Ginanjar menulis sebagai berikut:
 Kaizen adalah suatu metode yang sangat dipegang teguh di Jepang. Kaizen artinya adalah proses penyempurnaan secara terus menerus yang tiada henti. Kaizen inilah yang telah mengubah wajah Jepang menjadi sebuah bangsa yang memiliki suatu peradaban yang sangat maju saat ini, serta memiliki teknologi yang bahkan bisa mengalahkan “Barat”. Penguasaan mereka dalam bidang perdagangan dunia, telah menempatkan bangsa Jepang menjadi bangsa yang sangat diperhitungkan dalam percaturan dunia. Kaizen tidak akan pernah berjalan tanpa dilandasi oleh dorongan untuk berfikir dan belajar secara terus-menerus atau secara disiplin menuju ke arah kesempurnaan. Inilah rahasia keberhasilan mereka. Allah SWT, sesungguhnya mendorong manusia untuk melakukan hal ini.

“Restorasi Meiji” di Jepang adalah suatu langkah monumental untuk memperbaiki kondisi ekonomi, teknologi dan budaya bangsa Jepang. Ini merupakan suatu loncatan besar bangsa Jepang untuk suatu kemajuan di segala bidang. Pada masa sebelum restorasi ini dilakukan, Jepang adalah sebuah kekaisaran yang sangat tertutup. Kemudian ketika Restorasi Meiji dilakukan, mereka membubarkan sistem kasta, dimana saat itu kaum Samurai-lah yang memegang kendali bangsa Jepang. Namun sifat-sifat kaum Samurai yang baik tetap terpelihara dan bahkan dijadikan sikap teladan yang disebarkan ke seluruh rakyat Jepang seperti: sikap pantang menyerah; menjunjung tinggi kehormatan dan kepribadian; sopan-santun; ta’at kepada atasan dan selalu hemat.

Saat itu, untuk mengejar ketertinggalannya, kaum muda Jepang dikirim oleh pemerintahnya ke berbagai negara di kawasan Eropa dan Amerika secara besar-besaran, dengan tujuan untuk belajar. Semua buku-buku barat diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang sehingga memudahkan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dunia barat. Hingga saat inipun, hampir semua buku tentang ilmu pengetahuan barat telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang. Buku-buku di sana dijual dengan harga sangat murah. Dorongan ini telah membuat bangsa Jepang memiliki kebiasaan gemar membaca. Hal itu bisa dilihat dimana-mana di Jepang, baik di kereta api, di dalam bus kota, di stasiun-stasiun, atau dimana saja, hampir semua membaca.

Secara umum, tak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan mengetahui sesuatu/segala sesuatu. Oleh karena itulah manusia diharuskan untuk mencari pengetahuan sampai akhir kehidupan untuk kemaslahatan diri dan orang lain.
Horizontal Scroll: Secara umum, tak ada manusia yang dilahirkan dalam keadaan mengetahui sesuatu/segala sesuatu. Oleh karena itulah manusia diharuskan untuk mencari pengetahuan sampai akhir kehidupan untuk kemaslahatan diri dan orang lain.Setelah semua ilmu pengetahuan telah mereka serap dan mereka kuasai, maka mereka menyempurnakannya lagi. Contoh: Produksi mobil di Amerika Serikat seperti Chrysler, Ford, atau Chevrolet umumnya berbentuk besar, berat dan boros bahan bakar. Oleh bangsa Jepang hal ini dibaca, dicermati, dievaluasi dan pada akhirnya disempurnakan. Kemudian lahirlah industri mobil Jepang yang memproduksi mobil ringan, murah dan hemat bahan bakar seperti merek Honda, Toyota dan Suzuki. Inilah contoh nyata dari suatu kebiasaan membaca, kebiasaan berfikir, dan kebiasaan mengevaluasi dan menyempurnakan. “Allah meninggikan derajat bagi kaum yang senantiasa berfikir”.
Katakanlah: “Samakah orang yang berilmu dan orang yang tiada berilmu...?” (Q.S. Az-Zumar:9). [1]
2. Kita Butuh Pengetahuan

Sejak TK, anak-anak telah dilatih untuk belajar membaca. Mengapa? Karena membaca itu penting bagi kehidupan manusia. Dengan membaca, pengetahuan kita akan bertambah. Jika pengetahuan itu  dipraktekan, maka kita akan memiliki keterampilan baru ─ jika tulisan yang dibaca itu  membahas tentang suatu keterampilan.
Berkaitan dengan ilmu dan keterampilan, saya punya pengalaman langsung yang saya rasakan manfaatnya. Ketika di internet banyak orang yang membicarakan tentang telepon genggam yang bisa dijadikan modem untuk browsing memakai komputer, sayapun mulai mengumpulkan informasi. Saya mencari informasi sebanyak mungkin dari internet dengan menggunakan hape saya dan juga dari warnet.
Setelah saya rasa informasinya cukup, sayapun mulai mencoba mempraktekan pengetahuan yang telah saya peroleh. Awalnya tak langsung berhasil. Namun, karena saya terus mencoba, akhirnya berhasil juga browsing internet dengan memakai komputer dan hape di rumah sendiri. Alhamdulillah, Horeee, berhasiiiil!!!
Kesimpulannya, minat baca itu timbul karena adanya keinginan di dalam diri saya. Selanjutnya, keinginan ini mendorong saya untuk  mencari informasi dan membacanya sampai faham. Tak hanya membaca, saya juga terdorong untuk menerapkan apa yang telah saya baca. Setelah praktek sampai berhasil, pemahaman saya terasa lebih dalam dari sebelumnya. Ya, itulah selembar pengalaman berharga yang bisa saya berikan kepada kawan-kawan.
Dalam kenyataan hidup ini, dorongan kebutuhan atau keinginan bisa mendorong kita untuk mencari informasi/pengetahuan untuk mencapai apa yang kita inginkan  tersebut. Dengan informasi yang lengkap dan bisa dipercaya, kita bisa terhindar dari kerugian yang diakibatkan oleh berita-berita bohong yang disebaran para penipu. Jadi, punya pengetahuan itu tidaklah rugi. Namun, justru sebaliknya, dengan memiliki banyak pengetahuan, kita bisa mendapatkan banyak manfaat dan kebaikan jika pengetahuan itu digunakan. Nah, begitu teman-temanku yang baik.
Tahukah kita, apa itu HIV AIDS? Jika kita belum mengetahuinya, maka kita harus mengetahuinya. Mengapa? Agar kita bisa terhindar dari keganasan Virus tersebut. Kita bisa mengetahui sebab-sebab timbulnya penyakit AIDS ini dan cara pencegahannya. Apalagi jaman sekarang ini, teknologi informasi telah berkembang sangat pesat. Kita tinggal membuka hape kita, aktifkan browsernya lalu masuk ke mesin pencari ─misalnya Google search─ dan masukkan kata kunci” Bahaya AIDS”. Tunggu beberapa detik saja, maka kita akan mendapat pengetahuan penting tentang bahaya Aids ini dari situs yang telah kita buka. Setelah kita membaca informasi tentang bahaya HIV Aids, boleh jadi kita menjadi merasa lebih takut akan bahayanya. Nah, perasaan takut kita yang makin meningkat itu timbul karena pengetahuan yang telah kita peroleh.     
    

3. Buku Makin Bertumpuk, Tapi……….?

Apakah di rumah kalian banyak buku? Mungkin buku kalian bertumpuk. Apalagi yang suka membeli buku tiap bulan, makin bertambahlah jumlah buku di dalam rak. Kita membeli buku karena kita punya sebuah harapan. Makanya ketika mau membeli buku, kita berusaha untuk memilih buku dulu agar tak salah pilih. Namun, setelah dibeli, buku tersebut jarang kita baca. Weleh-weleh, terserang virus malas membaca deh. Walaupun kita pernah baca, kita sulit untuk memahaminya. Pendeknya aktivitas membaca kita kurang  efektif. 
Demikian juga dengan yang saya alami, tak jauh beda dengan teman-teman (kecuali jika teman-teman adalah orang yang pandai mengelola kegiatan membaca, maka kalian saya kecualikan). Buku-buku bertumpuk di atas meja saya. Demikian juga di dalam rak buku saya walau buku saya masih bisa dihitung dengan jari. Kadang-kadang terlintas dalam hati saya,” Apa manfaat buku-buku ini bagi kehidupan saya dan bagaimana cara memanfaatkannya?” saya pernah berpikir bahwa percuma saja saya membeli buku kalau tidak bermanfaat bagi hidup saya. Percuma juga saya membacanya kalau saya tak mampu memahami dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Buang-buang uang dan waktu saja!
Namun setelah saya berpikir lagi, akhirnya saya memutuskan untuk mencari jalan agar saya bisa memanfaatkan buku-buku itu dalam kehidupan saya. Sudah pasti, jika saya banyak membaca dan bisa memahami apa yang saya baca, tentunya banyak manfaat yang bisa saya raih. Saya pernah membaca sebuah tulisan yang tergantung di dinding rumah teman saya, tulisan itu berbunyi bahwa orang yang malas membaca akan  mengalami penyakit disfasia, yaitu gangguan melemahnya selaput otak bagian kiri. Tak hanya itu, orang yang malas membaca akan ketinggalan banyak pengetahuan dan banyak informasi yang sangat diperlukan. Segunung kerugian akan didapat oleh orang yang malas membaca akibat tak bertambahnya pengetahuan dalam dirinya. Jika kita telah mengetahui peranan penting pengetahuan dan informasi, maka tak ada lagi alasan untuk tidak membaca. Oh, begitu ya. Sayapun jadi semangat ladi deh.
Akan tetapi, buku apa saja yang harus kita baca? Yang jelas, buku yang harus kita baca adalah buku-buku yang membuat diri kita menjadi lebih baik dan lebih cerdas. Adapun buku-buku yang kurang bermanfaat, sebaiknya dilewat sajalah. Saya percaya,  teman-teman pasti bisa memilih yang terbaik untuk diri sendiri.
Agar aktifitas membaca kita tepat sasaran, maka perlu pengelolaan yang baik dan benar. Di bawah ini saya mencoba menawarkan suatu rumusan tentang manajemen membaca untuk  teman-teman.

1.        Apa manfaat buku ini? Sebelum teman-teman membaca suatu buku, maka carilah lebih dulu informasi tentang manfaat dari buku yang akan  dibaca. Caranya? Jika memungkinkan, bertanyalah kepada penulis buku tersebut tentang manfaat buku tersebut. Jika tak memungkinkan, teman-teman bisa bertanya kepada orang yang telah membaca buku bersangkutan dan ia benar-benar mengerti akan isi buku tersebut. Atau, bisa baca sendiri.
2.        tentukan dengan jelas target membaca yang ingin dicapai. Jika teman-teman telah melihat gambaran hasil akhir/manfaat dari buku yang akan dibaca, maka langkah selanjutnya adalah menentukan target yang ingin dicapai─baik target jangka panjang ataupun jangka pendek. Penetapan target ini sangat penting agar aktivitas membaca kita terarah secara jelas dan tepat serta menjaga kita tetap semangat dalam membaca. Target paling dekat adalah memahami isi buku dan target akhirnya tergantung dari jenis buku yang dibaca. Misalnya, jika buku yang kita baca mengupas tentang masalah berpikir positif, berarti target akhirnya, diantaranya adalah menjadi orang yang sukses dan bahagia dengan cara selalu berpikir positif.
3.        buat program membaca dengan jelas. Ini hanya pilihan saja. Kalau mau dilewati silahkan saja. Jika teman-teman mau, buatlah jadwal kegiatan membaca  dengan teratur. Misalnya kalian siap membaca buku 1 jam/hari sebanyak satu bab saja. Tentu saja, dengan target yang jelas, agar aktifitas membaca kita bisa memberikan hasil. Tapi ingat, jangan jadi beban atau menjadi kaku dengan target. Fleksibel saja oke.
4.        gunakan metode membaca yang tepat. Agar aktifitas membaca kita membuahkan hasil yang maksimal, maka gunakanlah cara membaca yang terbukti lebih efektif dari metode membaca yang lainnya. Tanda efektifnya suatu metode adalah kita mampu memahami apa yang kita baca dengan jelas.
5.        baca secara bertahap. kita tak perlu tergesa-gesa ketika sedang membaca. Bacalah sedikit demi sedikit. Namun jika kita mampu memahami buku dengan cepat, maka lakukanlah. Tetapi, yang paling penting adalah kita mampu memahami apa yang kita baca. Jika kita mampu memahami apa yang kita baca, berarti kita telah berhasil mencapai target paling dekat dari aktifitas membaca kita. Berikan selamat atas kesuksesan yang telah kita raih, walaupun hal itu tampaknya seperti sepele saja.
6.        lakukan evaluasi dan perbaikan. Sejauh mana hasil yang telah kita capai dalam membaca? Apakah kita telah benar-benar memahami apa yang kita baca? Apakah kita bisa membayangkan cara menerapkan konsep yang telah kita baca? Silahkan lakukan evaluasi, lalu lakukan perbaikan. Uraian yang lebih jelas tentang semua ini, akan saya kupas di bagian selanjutnya.        

bersambung ke bab 3










[1] Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual, Jakarta, Penerbit Arga, 2001), hal 122-123





Tidak ada komentar: