Sabtu, 07 April 2012

Membaca dengan Otak Kanan(Bagian 3)

Bab 3



Definisi Membaca

Teman-teman, apa kira-kira yang dimaksud dengan membaca? Dalam kenyataannya ada yang mengartikan membaca sebagai mengeja kata demi kata. Jadi, kata-kata dieja satu persatu secara berurutan. Ya, mungkin itu cara membaca yang masih masih banyak dipakai orang. Dan itu sah-sah saja karena ini bukan menyangkut benar atau salah.
Namun secara pribadi saya ingin mengganti metode mengeja kata demi kata ini. Mengapa kok saya begitu ngotot? Karena saya menyukai tantangan dan sesuatu yang baru yang saya pikir lebih baik. Metode mengeja ini biasanya mendorong penggunanya untuk mengeja kata satu persatu dari awal sampai akhir. Setelah itu, penggunanya menjadi tahu akan beberapa hal dari apa yang dibacanya. Namun, metode ini menurut saya bisa memboroskan waktu karena harus mengeja kata demi kata. Disamping itu, penggunanya belum tentu mengetahui tentang gagasan penting yang ada dalam bacaan yang ia baca. Namun jika Anda masih memakai metode ini, teruskan saja dan jangan merasa bersalah.
Hidup adalah pilihan. Jika kita suka memakai  mobil besar yang boros bensin dan jalannya lambat, itu sah-sah saja. Dan jika Anda suka memakai mobil yang ringan, hemat bahan bakar dan cepat jalannya, itu juga sah-sah saja. Tak ada yang salah dengan pilihan Anda. Begitu juga dengan memilih metode membaca. Anda tinggal memilihmau yang hemat waktu atau yang boros waktusemua terserah Anda.
Dari hasil analisis saya, untuk memahami bacaan tertulis, diperlukan beberapa hal penting agar kita menjadi paham. Beberapa hal itu diantaranya adalah pengetahuan yang berkaitan dengan susunan dan unsur-unsur kalimat dalam bacaan, target yang jelas dan tepat, metode membaca yang efektif, dan konsentrasi penuh pada apa yang sedang dibaca. 

Di bawah ini saya mencoba mendefinisikan proses membaca sebagai berikut:

Membaca adalah Proses pencarian gagasan dan berusaha memvisualisasikan kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut agar bisa dibayangkan dan dihayati.

Dari definisi diatas, kita dapat melihat bahwa membaca adalah proses pencarian yang aktif. Yang dicari adalah gagasannya. Setelah gagasannya ditemukan, selanjutnya adalah membayangkan kenyataan dari gagasan tersebut dengan daya imajinasi kita. Biasanya, sesuatu yang dapat dibayangkan adalah hal-hal yang bisa dilihat oleh mata lahir kita. Jika subjeknya berkaitan dengan hal-hal yang immaterial, maka hayatilah subjek tersebut dengan hati kita.

Di buku ini, teman-teman akan menemukan kata gagasan dan pikiran digunakan secara bergantian. Namun. Teman-teman jangan merasa bingung karena arti dari gagasan dan pikiran itu dalam buku ini diasumsikan sama . Ya, maknanya sama saja. Oke, mari kita lanjutkan.

Mari kita kembali kepada definisi membaca. Jadi, dalam buku ini, kegiatan membaca itu bukan lagi mengeja kata demi kata. Tetapi, lebih jauh lagi, membaca itu adalah proses pencarian gagasan-gagasan yang ada dalam bacaan dan berusaha membayangkan dan atau menghayati kenyataan dari gagasan-gagasan tersebut dengan daya imajinasi dan hati kita. Dengan cara seperti ini, kegiatan membaca kita menjadi terarah kepada  sasaran yang telah kita tetapkan sebelumnya. Tidak hanya itu, kita juga bisa menemukan hubungan antar gagasan. Misalnya, kita bisa menemukan kaitan antara gagasan atau pikiran utama dengan pikiran penjelas.

Masih bingung dengan penjelasan di atas? Tenang saja, mari kita jelaskan dengan lebih jelas. Agar lebih mengerti uraian di atas, silahkan baca baik-baik contoh paragraf di bawah ini sambil dibayangkan kenyataannya. Mulailah!

Anto mempunyai tanaman Arben yang luar biasa di kebunnya. Tanaman itu tingginya mencapai satu meter. Daun-daunnya rata-rata sebesar daun pohon jati. Hal yang sangat menakjubkan adalah buahnya. Buahnya itu sebesar buah kelapa dan beratnya rata-rata sekitar  tiga kilogram. Jadi, jika tanaman Anto buahnya ada sepuluh buah, berarti total beratnya adalah tiga puluh kilogram. Waw, sungguh menakjubkan. Bukan hanya itu, harga perbuahnya mencapai  sepuluh ribu rupiah. Jadi, kalau Anto punya 10 buah saja, maka ia bisa mendapat uang 100 ribu. Sekarang kalau ada 600 buah jadi berapa? Wah bisa cepat kaya tuh Anto.

Teman-teman, paragraf di atas sedang berbicara tentang tanaman Arben milik Anto yang luar biasa. Jadi gagasan utama bacaan diatas adalah tanaman Arben milik Anto. Selanjutnya, gagasan utama di atas dijelasakan secara lebih jelas lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Di atas dijelaskan bahwa tanaman Arben miliki Anto tersebut tingginya mencapai satu meter, daunnya sebesar daun pohon jati, buahnya seberat tiga kilogram, dan harganya mencapai sepuluh ribu rupiah per kilogram.

Nah, sekarang tugas teman-teman adalah membayangkan tanaman Arben milik Anto di atas dalam benak masing-masing. Beranilah mencobanya agar kita terbiasa. Silahkan coba bayangkan tingginya, daunnya, dan buahnya. Dalam benak saya, bayangan yang muncul adalah gambar buah Arben yang sering  saya lihat. Namun, karena buahnya sebesar buah kelapa, jadi di pikiran saya, buahnya juga tampak besar sesuai penjelasan di atas. Demikian juga dengan bentuk daunnya, buahnya dan batangnya. Terlihat benar-benar menakjubkan tanaman arben milik Anto itu.

Bagaimana?  Mudah kan? Ya, jika kita terbiasa membayangkan  gagasan yang ada dalam bacaan yang kita baca, maka Insya Allah kitapun tak akan terlalu sulit untuk memahami gagasan yang ada dalam bacaan tersebut. Akan tetapi, jika teman-teman masih merasakan kesulitan, maka teman-teman harus melatihnya terus-menerus sampai bisa. Maju terus dan jangan pernah putus asa ya.

Sebuah bayangan gambar  yang muncul dalam pikiran kita itu sebenarnya berasal dari apa yang pernah kita lihat. Contohnya, jika kita belum pernah melihat  tanaman Arben, maka boleh jadi kita akan susah untuk membayangkannya. Jika ini terjadi, mungkin saja kita menduga bahwa pohon Arben itu mirip pohon kelapa karena kita hanya pernah melihat pohon kelapa.

Teman-teman, mari kita berlatih lagi yuk? di dalam Al-Qur’an diceritakan bahwa di surga itu ada buah-buahanmisalnya buah pisang. Nah, sekarang coba bayangkan di pikiran kalian gambaran buah pisang yang ada di surga. Silahkan pejamkan matanya dan mulailah membayangkan buah pisang. Apa yang terjadi? Gambaran yang muncul di benak kita itu bukanlah gambaran buah pisang yang ada di surga. Akan tetapi, gambaran yang muncul adalah gambaran buah pisang yang ada di dunia ini. Kenapa demikian? Karena kita belum pernah melihat buah pisang yang ada di surga. Kita hanya sering melihat buah pisang yang ada di pasar, di warung atau di kebun tetangga.

Daya imajinasi kita memang tak mampu menggambarkan sesuatu yang berada di luar pengalaman kita. Namun, walaupun begitu, daya imajinasi ini harus kita latih ketika sedang membaca agar kita mampu memahami gagasan yang kita baca dan melihat kaitan antara gagasan utama dan gagasan penjelasnya secara visual/imajinatif. Ketika daya imajinasi kita bekerja, maka aktifitas membaca kita terasa hidup dan lebih efektif. Daya imajinasi kita, punya peranan penting dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami suatu bacaan.

Ketika saya membaca sebuah paragraf, yang paling dulu saya cari adalah gagasan utamanya. Setelah gagasan utamanya ditemukan, lalu sayapun mencari gagasan penjelasnya. Setelah gagasan-gasan itu ditemukan, kemudian saya membayangkan gambaran dari gagasan utama dan gagasan penjelas tersebut dengan daya imajinasi saya. Hasilnya? Saya bisa memahami maksud dari gagasan yang ditulis oleh sang penulis dan juga bisa menemukan kaitan antara gagasan utama dan gagasan penjelasnya. Jadi, jangan remehkan daya imajinasi kalian dan jangan biarkan ia menganggur.   
bersambung...    


Tidak ada komentar: