Sabtu, 07 April 2012

BAB 7 Membaca Dengan Otak Kanan



 Syarat-Syarat Sukses Membaca
Target : Pembaca diharapkan mengetahui hal-hal yang  penting sebelum mulai membaca.
Ada beberapa hal yang sangat penting untuk diketahui dan disadari sebelum kita membaca, agar aktivitas membaca kita menjadi efektif. Hal tersebut diantaranya :
1.    Tujuan dan sasaran-sasaran yang jelas.
2.    Ketenangan jiwa.  
3.    Konsentrasi/kekhusyuan hati.
4.    Pengetahuan dasar yang berkaitan dengan bacaan.
5.    Metode membaca yang efektif.
      Mengapa hal-hal di atas sangat diperlukan ?
1.    Tujuan dan sasaran yang jelas akan memu
satkan pikiran dan menarik perhatian hati untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut. Tujuan yang jelas akan mengarahkan aktivitas membaca ke dalam tujuan tersebut.
2.    Jiwa yang tenang akan memusatkan pikiran  hanya pada pekerjaan yang sedang dilakukan, sehingga pikiran tidak tertarik kesana kemari (tidak kacau).
3.    Hati yang khusyu akan mengarahkan pikiran hanya terfokus pada sesuatu yang kita cari di dalam bacaan.
4.    Dengan pengetahuan dasar, kita akan mampu  menemukan gagasan utama dan pikiran penjelas dari bacaan yang sedang kita baca. Kita juga dapat membedakan antara pikiran utama dan pikiran penjelas yang ada dalam bacaan. Selain itu, kita dapat memahami judul buku, judul bab dan sub bab serta  paragraf yang ada di dalam buku. Kita juga dapat menarik kesimpulan dan mengambil keputusan berdasarkan  informasi yang berasal dari buku yang kita baca. Intinya, kita bisa memahami struktur bacaan.
5.    Metode membaca yang efektif akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan dan sasaran kita secara efektif.   

1. TUJUAN DAN SASARAN-SASARAN YANG JELAS
Target : pembaca  diharapkan memiliki tujuan dan sasaran yang jelas  agar kegiatan membaca terarah secara tepat.

Setelah saya membaca  buku “Kejaiban Berpikir Besar”, saya mencoba bertanya kepada diri sendiri, “ Apa tujuan dan sasaran dari kegiatan membaca saya? “ setelah menyadari pertanyaan ini, saya mulai merenungkan jawabannya dengan hati saya.

Setelah beberapa saat berpikir dengan hati, sayapun menemukan jawabannya, alhamdulillah. Adapun tujuan dari kegiatan membaca yang saya lakukan , antara lain :
a.    Agar diri saya menjadi orang yang lebih baik di masa depan.
b.    Ingin memberi solusi bagi saudara-saudara saya yang memiliki masalah.
c.    Ingin menjadi orang yang memiliki prestasi besar dan hebat di dunia.
d.    Bermanfaat bagi agama dan umat.
e.    Dan tujuan-tujuan besar lainnya.
Apa yang saya lukiskan di atas adalah gambaran tujuan jangka panjang yang ingin saya wujudkan dalam kehidupan ini. Pengaruhnya, tujuan di atas akan menuntut saya untuk mengambil tindakan terbaik untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut.

Adapun sasaran yang ingin saya capai dari kegiatan membaca adalah :
  1. Mampu mempraktekan pengetahuan yang telah saya dapatkan dari buku.
  2. Mampu memahami semua buku yang saya baca.
  3. Mampu memahami judul buku yang saya baca.
  4. Mampu memahami judul  dari tiap bab yang saya baca. Kalau ada, sub bab juga perlu dipahami.
  5. Mampu memahami Setiap paragraf yang saya baca
  6. Mampu menangkap pesan inti dari bacaan yang saya baca
  7.  
    Perlu kita ketahui bahwa bila kita memiliki tujuan dan sasaran yang jelas, maka tujuan dan sasaran itu  akan menarik hati kita untuk melakukan sesuatu, agar tujuan dan sasaran tersebut terwujud. Tujuan dan sasaran yang jelas di dalam pikiran kita seperti daya tarik magnet yang menarik besi. Ketika besi-besi mendekat kepada sebuah magnet, maka besi-besi itu akan tertarik  dan menempel kepada magnet tersebut. Demikian juga dengan tujuan dan sasaran yang disadari oleh hati akan menarik hati dan pikiran kita untuk melakukan sesuatu. Hati dan pikiran kita menjadi terfokus kepada tujuan tersebut.
    Begitulah hukum Allah yang berlaku pada magnet dan jiwa manusia. Begitu pula bila kita tak punya tujuan dan sasaran yang jelas dalam hidup ini, maka kita akan kebingungan, hidup tak tentu arah, dan tak teratur. Mungkin anda pernah melihat orang yang mencari pekerjaan ke berbagai perusahaan  agar mereka diterima di perusahaan yang mereka datangi. Kenyataan ini menunjukan bahwa hidup tanpa kegiatan yang jelas akan membuat kita terserang penyakit kejiwaan seperti rasa prustasi. Tetapi, kegiatan itu tak akan pernah ada tanpa tujuan dan sasaran. Karena itu tetapkan tujuan dan sasaran anda dengan jelas di saat-saat yang tenang.

    Kesimpulan
    Kesimpulannya, bila kita tak memiliki tujuan dan sasaran yang jelas ketika sedang membaca, maka kegiatan membaca kita menjadi tidak efektif. Akibatnya kegiatan membaca kita jadi tidak jelas arahnya, akhirnya  kegiatan membaca kita menjadi tidak efektif/tidak tepat sasaran.
                Keputusannya adalah tetapkanlah tujuan dan sasaran kegiatan membaca kita secara jelas dan tepat dengan hati kita , agar arah kegiatan membaca kita menjadi jelas. Bacalah buku sedikit demi sedikit jika anda belum mahir untuk membaca dengan cepat. Kecepatan membaca bisa meningkat jika anda melatihnya dengan metode yang tepat. Tetapi ini membutuhkan latihan terus menerus sehingga anda menguasainya. Tetapi sebenarnya memahami lebih penting dari pada membaca dengan cepat.
                Setelah tujuan ditetapkan secara jelas, maka tetapkan sasaran jangka pendek secara jelas pula. Secara umum, memahami sebuah buku yang relatif tebal tak bisa dilakukan  hanya dengan membaca sekali saja. Oleh karena itu bagilah kegiatan membaca kita menjadi beberapa bagian. Misalnya, hari pertama sasarannya adalah memahami bab pertama sampai mengetahui inti sarinya secara mendalam. Hari kedua yaitu memahami bab kedua sampai mengetahui inti sarinya secara mendalam, dan seterusnya.
                Coba Anda ingat kembali masalah game pertandingan mobil F-1 di atas.
    1.    tujuannya adalah memenangkan pertandingan.
    2.    targetnya adalah berada di urutan pertama pada bagian akhir pertandingan.
    3.    menggunakan strategi yang tepat untuk mencapai target di atas.
    4.    memakai metode yang tepat untuk menjalanakan strategi yang kita pilih.
                Dibawah ini ada contoh tentang bagaimana cara menetapkan tujuan dan sasaran yang jelas sebelum kita membaca buku.  
    Judul buku : Berpikir dan berjiwa besar, ditulis oleh David J. Schwartz.
    Tujuan jangka panjang : Mewujudkan impian besar yang ingin saya capai dalam hidup ini, misalnya ingin menjadi penulis sukses kelas dunia.
    Tujuan jangka pendek/sasaran :
  • Mampu memahami judul buku di atas secara mendalam
  • Mampu memahami judul dari setiap babnya secara mendalam
  • Mampu memahami setiap paragraf secara mendalam
  •  
    2. KETENANGAN JIWA

    Target : Pembaca diharapkan memliki hati yang tenang dan tubuh yang tenang/rilek ketika akan dan sedang membaca
    .
    Bila hati kita tak tenang – gelisah – maka konsentrasi kita akan menjadi kacau, pikiran menjadi tidak terfokus kepada bacaan. Bila konsentrasi kacau, maka kegiatan membaca kita akan menjadi kacau pula. Akhirnya tujuan dari kegiatan membaca kitapun tak akan tercapai.
    Untuk membuktikannya, sekarang cobalah anda membaca buku di dalam sebuah ruangan, tetapi tiba-tiba ruangan itu digoncang gempa, apa yang anda rasakan ? Tentu hati anda merasa tak tenang, dan anda akan segera menutup buku kemudian segera pergi keluar.

    Ketika anda sedang dihadapkan dengan berbagai masalah yang berat, sehingga anda menjadi prustasi, depresi, dan gelisah, maka kegiatan membaca anda akan menjadi tidak efektif, karena pikiran dan hati tidak memusat. Solusinya yaitu berusaha sekuat tenaga untuk menenangkan diri dengan cara melakukan relaksasi total sambil dzikir kepada Allah penuh kekhusyuan.

    “Miliki hati yang tenang”

     
    3. Konsentrasi/Kekhusyuan Hati

    Target : Pembaca diharapkan memusatkan konsentrasi dan perhatiannya hanya pada bacaan saja, bukan kepada hal-hal lain.

    Konsentrasi berarti pemusatan pikiran dan hati pada objek yang sedang disadari. Jika anda sedang melihat/membaca  judul sebuah buku, berarti pikiran dan perhatian hati anda sedang terpusat ke sana, bukannya ke dalam judul bab atau sebuah paragraf. Dalam kenyataannya kita tak dapat memusatkan pikiran dan perhatian hati kita pada banyak objek pada saat bersamaan secara penuh. Jika anda memusatkan pikiran sembilan puluh lima persen (95 %) pada  gelas, maka perhatian anda yang tersisa sebanyak lima persen (5 %) mungkin terpusat kepada piring.

     
    ketika membaca, hati dan pikiran kita dituntut untuk memiliki konsentrasi yang maksimal terhadap tulisan yang sedang kita baca. Tujuannya agar kita mampu memahami apa yang sedang kita baca. Bila perhatian kita tertarik ke hal-hal lain, maka kegiatan membaca kita menjadi tak terarah dengan tepat. Perhatian kita bisa tertarik kedalam tayangan televisi, suara musik, atau ajakan teman yang menarik hati.
                Coba bayangkan, jika anda sedang membaca, tiba-tiba adik anda menghidupkan televisi dan memutar film yang menarik hati, maka kemungkinan besar perhatian anda akan beralih kepada televisi.
                Bila perhatian hati anda  tertarik ke sana ke mari oleh berbagai gangguan, maka segera ambil tindakan/solusi di bawah ini.
  • Hadirkan penuh kesadaran impian-impian anda  yang anda harapkan terwujud di masa depan.
  • Berusahalah meyakinkan hati anda dengan berbagai alasan yang benar, bahwa membaca buku yang sedang anda baca adalah kegiatan yang lebih penting dibanding menonton film.
  • Carilah tempat yang aman (yang diyakini jauh dari banyak gangguan). Ketika konsentrasi kita telah terpusat ke dalam bacaan, tetaplah tenang, jangan tegang dan tergesa-gesa, karena ini juga dapat merusak efektifitas (ketepatan dalam mencapai sasaran) kegiatan membaca.

Berdialoglah dengan hati anda, dan dengankanlah jawabannya. Kemudian taati jawabannya (lakukan).

 
FOKUSKAN HATI, PIKIRAN, DAN MATA PADA APA  YANG ANDA SEDANG BACA


 
4. PENGETAHUAN DASAR YANG BERKAITAN DENGAN BACAAN

Target : Pembaca  diharapkan dapat memahami Pengetahuan Dasar ini, agar mudah memahami ketika membaca.

Pengetahuan dasar ini adalah sesuatu yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang yang suka membaca, dan ini bisa mengakibatkan kebingungan dan kelelahan berpikir jika tak diketahui dan dipahami.
            Yang termasuk pengetahuan dasar diantaranya :
  1. Pengetahuan tentang kalimat yang menjadi judul buku.
  2. Pengetahuan tentang kalimat yang dijadikan judul bab dan sub bab.
  3. Pengetahuan tentang paragraf dan hal-hal yang berkaitan dengan paragraf.
  4. Pengetahuan tentang cara menarik kesimpulan.
  5. Pengetahuan tentang cara mengambil keputusan berdasarkan bacaan yang telah dibaca.

1. Judul buku
            judul buku biasanya disusun dengan kalimat yang singkat, menarik (provokatif), dan berfungsi memberikan gambaran  umum tentang isi bacaan. Di dalam judul buku biasanya ada kata yang menjadi gagasan utama, dan yang lainnya berfungsi sebagai unsur penjelas.
            Untuk memahami masalah yang berkaitan dengan judul ini, mari kita lihat contoh di bawah ini!
Judul buku : Keajaiban Berpikir Besar, ditulis oleh David J.Schwartz.
            Kalimat “Berpikir Besar” merupakan gagasan inti yang akan dijelaskan kepada kita oleh David, sedangkan kata “Keajaiban” merupakan penjelas dari kalimat berpikir besar. Jika kalimat berpikir besar kita hilangkan, maka menjadi tidak jelaslah judul buku tersebut, tetapi bila kata keajaiban dihilangkan, maka kalimat berpikir besar masih tetap tergambar, walaupun masih harus dipertanyakan penjelasannya.
            Bila anda menulis sebuah judul buku dengan judul, “ Buku Saya Indah Sekali” maka tergambarlah dalam imajinasi saya gagasan utama judul buku anda tersebut. Gagasan utamanya adalah Buku Saya, adapun kata Indah Sekali merupakan penjelas dari kalimat “Buku Saya”.

Judul buku II : Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi Dan Spiritual, ditulis oleh Ari Ginanjar Agustian.
            Judul buku di atas memberikan gambaran tentang hakikat kecerdasan emosi dan spiritual, serta cara membangunnya secara efektif. Berbicara tentang cara, berarti berbicara tentang langkah-langkah yang tersusun secara berurutan untuk mencapai sesuatu. Demikian penjelasan singkat tentang masalah judul buku. Semoga Anda mengerti.

2. Judul Bab Dan Sub Bab
Judul bab dan judul sub bab juga biasanya disusun dengan menggunakan  kalimat pendek, dengan tujuan agar pembaca mampu melihat gambaran umum yang akan dijelaskan penulis di dalam paragraf demi paragraf.
            Keberadaan judul bab dan sub bab memiliki hubungan yang jelas dengan judul buku. Biasanya judul bab lebih jelas dari judul buku, karena judul bab merupakan bagian dari judul buku. Adapun judul sub bab biasanya lebih jelas/detail dari judul bab, sebab merupakan bagian /pecahan dari judul bab.
            Untuk memahaminya mari kita lihat contoh di bawah ini !
Judul Bab : Da’wah Rosulullah Muhammad saw.
Judul sub bab I: Materi Da’wah Rosulullah Muhammad saw.
Judul sub bab II: Cara Da’wah Rosulullah Muhammad saw.
            Coba anda lihat kata “Da’wah” yang ada di dalam judul bab di atas, lalu lihat juga kata “Materi” yang ada di sub bab pertama, dan kata “Cara” yang ada di sub bab kedua. Di sana kita melihat hubungan yang jelas antara kata “Da’wah “ dengan kata “Materi dan cara”. Dari judul bab dan dua judul sub bab  di atas kita dapat memahami maksud penulis buku tersebut. Penulis ingin menyampaikan kepada  kita bahwa ketika berda’wah, Nabi Muhammad saw punya materi yang jelas dan cara yang jelas pula. Apa saja materi da’wah Beliau, dan bagaimana cara da’wahnya ? Silahkan anda beli dan baca bukunya, Insya Allah anda akan mendapat gambaran yang jelas.


3. Paragraf
Penjelasan tentang masalah paragraf ini, saya mengambil kutipannya dari buku yang berjudul Intisari Tatabahasa Indonesia yang di tulis oleh Abdullah Ambari.

    1. Pengertian paragraf
Paragraf ialah suatu karangan yang terbentuk dari satu atau beberapa kalimat yang saling berhubungan dan mempunyai satu pikiran utama yang menjiwai seluruh karangan.
Dari batasan di atas, paragraf mempunyai :
1. Pikiran utama yaitu pikiran yang menjiwai seluruh karangan.
2. Pikiran penjelas ialah pikiran yang menjelaskan pikiran utama.
3. Kalimat utama ialah kalimat tempat tertuangnya pikiran utama.      
4. Kalimat penjelas ialah kalimat tempat dituangkannya pikiran penjelas. 

 
b. Contoh pengembangan kerangka paragraf menjadi paragraf
1) Kerangka paragraf
a.    Pikiran utama                 :     tas buku
b.    Pikiran penjelas             :     coklat muda
 bahan kulit sapi
 model terbaru
 mahal
 pemberian kakak
 penyimpan buku / alat pelajaran
 untuk sekolah

2) Pengembangan Paragraf
Saya mempunyai tas buku baru. Warnanya coklat muda. Bahannya terbuat dari kulit sapi muda yang sering disebut kalp. Tas itu dibuat dalam bentuk dan model terbaru. Tentu saja harganya lebih mahal dari tas buku biasa yang terbuat dari plastik. Tas itu pemberian kakak, sebagai hadiah kelulusanku dari SD. Setiap hari saya pergunakan untuk menyimpan buku serta alat pelajaran sesuai dengan jadwal. Pada hari-hari sekolah selalu saya bawa tas itu. sungguh senang mempunyai tas buku baru itu.

c. Macam paragraf
Macam-macam paragraf dapat dibedakan menurut cara mengembangkan kalimat utama menjadi suatu paragraf yang lengkap. Pengembangan dan penempatan kalimat utama dalam hubungannya dengan kalimat-kalimat penjelas, untuk menjamin agar isi pikiran tercurah secara teratur serta karangan tidak membosankan.
Macam-macam paragraf diantaranya :

1) paragraf deduktif
a. Ciri : 1. Dimulai dengan pernyataan umum, disusul dengan uraian / penjelasan khusus.
    2. Letak kalimat utama di awal paragraf.
b. Contoh :
Setiap orang dilahirkan dan dibesarkan di dalam lingkungan keluarga. Tak seorangpun yang tidak mengalami kehidupan di dalam keluarga. Pemeliharaan dan pembinaan seorang anak adalah perwujudan cinta kasih orang tua. Secara fitrah orang tua mempunyai rasa cinta kepada anak. Bagaimanapun keadaannya, orang tua tetap akan memelihara dengan penuh kasih sayang terhadap anaknya.  

2) Paragraf induktif
a) Ciri : 1. Diawali dengan penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
2. Letak kaliamt utama di akhir paragraf.
b. Contoh : 
Entah sudah berapa kali Diana mengepalkan kedua belah tangannya. Bibirnya berulang-ulang dikatupkannya, menahan air matanya yang sebentar-sebentar hendak keluar. Dicobanya melupakan kemalangan yang sedang menimpa dirinya tetapi tidak berhasil. Ia kecewa, sedih berkepanjangan sehingga menyesakkan dadanya.

3)  Paragraf Campuran
a. Ciri : 1. Merupakan campuran paragraf deduktif dan induktif.
             2. Letak kalimat utama di awal dan di akhir paragraf.
3. Kalimat utama yang di akhir bersifat penekanan / penegasan kembali, dengan susunan kalimat yang agak berbeda.
b. Contoh :
Chairil Anwar terkenal sebagai seorang penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan ia sebagai seorang individualis yang terlalu menonjolkan perasaan keakuannya. Ada yang menilai, seorang yang kurang bermoral, seorang plagiat, karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sanjak-sanjaknya yang dikumpulkan dalam “ Deru Campur Debu”, memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan ini. Tanggapan orang terhadap penyair Chairil berbeda-beda. Namun bagaimanapun, ia tetap seorang penyair terbesar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada tahun 1945.

4)  Paragraf pertanyaan
a.Ciri : 1. Dimulai dengan pertanyaan yang mengandung pikiran utama.
2. Pikiran-pikiran penjelas tersebar dalam uraian jawaban.
b. Contoh :
Apakah akibatnya kalau hutan dibuka dengan semena-mena ? Air hujan yang turun akan terus mengalir dengan deras ke sungai-sungai. Tidak ada dahan-dahan yang menjulang yang akan menahan kekuatan air yang jatuh dari angkasa. Bunga tanah akan hancur terbawa air. Terjadilah erosi. Bila erosi dibiarkan, dalam beberapa tahun saja maka tanah yang mula-mula subur itu akan menjadi tandus, karena tak ada lagi penahan sebagian air itu. Pada musim hujan sungai banjir dan pada musim kemarau kering. Pada musim hujan sering terdapat tanah longsor, musim kemarau pertanian kekurangan air.

5)  Paragraf deskripsi (lukisan)
a. Ciri : 1. Kalimat utama tidak tercantum secara nyata.
             2. Tema paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf.
             3. Biasa dipakai dalam melukiskan sesuatu hal, situasi dalam cerita, keadaan.


b. Contoh :
            Burung penguin dewasa berbulu halus tetapi sangat rapat menutup tubuhnya, hingga binatang tersebut terlindung dari hawa yang dingin. Di bagian depan warnanya putih. Bagian belakang hitam keabu-abuan. Warna putih itu akan melindunginya dari musuhnya, anjing laut atau singa laut, karena serupa dengan warna salju. Sedang warna hitam atau abu-abu itu akan melindunginya, jikia ia sedang di dalam air.

6) Paragraf proses
a. Ciri : 1. Tidak terdapat kalimat utama.
             2. Pikiran utama tersirat dalam kalimat-kalimat penjelas.
 3. Memaparkan urutan suatu kejadian/proses; meliputi : waktu, ruang, klimaks, anti klmaks.
b. Contoh :
            Mula-mula tersusun suatu Barisan Keamanan Rakyat, disingkat BKR untuk kemudian menjelma menjadi Tentara Republik Indonesia. Tidak ketinggalan pula para pelajar. Mereka bergabung dengan tentara pelajar. Pada permulaan tidaklah tersusun rapi kesatuan tentara kita, tetapi lambat laun digantikan nama TRI menjadi Tentara Nasional Indonesia dengan singkatan TNI. Semakin megahlah namanya, berkumandang di angkasa.



7)  Paragraf sebab akibat
a. Ciri : 1. Pengembangan kalimat utama dengan unsur penjelas hubungan sebab akibat.
             2. Uraian bersifar logis, jelas.
       3. Mengandung pemecahan masalah yang terarah.
b. Contoh :
            Sebagian besar bangsa Indonesia hidup dari pertanian. Ternyata hal itu belum membawa kemajuan dan kemakmuran. Itulah sebabnya pemerintah mendorong dan melakukan kegiatan di bidang lain, misalnya perikanan, peternakan, pertambangan, industri. Untuk itu perlu modal; yang memadai, tenaga terlatih, baik bagi yang memimpin perusahaan maupun dalam menjalankan pekerjaan tertentu. Karena belum mampu menyediakan modal dan tenaga terlatih, untuk sementara terpaksalah bekerja sama dengan luar negeri. Kerja sama, menguntungkan kedua belah pihak. Untuk mengaturnya diadakan perundingan dan disepakati ketentuan yang mengikat. Dihasilkanlah perjanjian perdagangan, pertambangan, perindustrian, dan sebagainya. Dengan demikian kekayaan bumi dan air Indonesia dapat digali dan dimanfaatkan. Kesempatan kerja lebih luas terbuka. Dengan demikian bangsa Indonesia memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam kegiatan ekonomi modern.


4. Cara menarik kesimpulan
Di bawah ini saya sajikan cara-cara praktis dalam menarik kesimpulan berdasarkan bacaan yang telah kita baca.

1. Bacalah buku sampai selesai dan sampai paham.
            Kalau bisa bacalah buku minimalnya sampai satu bab saja, maksimalnya adalah seluruh babnya. Tetapi,  umumnya orang jarang yang bisa memahami seluruh bab sekaligus dalam waktu yang cepat. Jika demikian bagilah kegiatan membaca kita menjadi beberapa bagian, sehingga kita dapat memahami bacaan secara menyeluruh.

2. Tariklah kesimpulan berdasarkan bacaan yang telah kita pahami.
            Bila  kita telah membaca sebanyak satu bab sampai paham, maka setelah itu kita dapat menarik kesimpulan berdasarkan apa-apa yang telah kita baca dan kita pahami tersebut.
Untuk memahami hal ini, saya akan memberikan sebuah contoh untuk anda di bawah ini.
            Cerita di bawah ini saya kutip dari buku THE MAGIC OF THINKING BIG yang ditulis oleh David J. Schwartz.
            Beberapa tahun yang lalu saya menyaksikan suatu rapat penjualan yang sangat mengesankan. Direktur yang bertanggung jawab atas penjualan di perusahaan tersebut sangat bergairah. Ia ingin menyampaikan suatu hal penting. Di sampingnya adalah wiraniaga terkemuka di dalam organisasi tersebut, orang yang sangat sederhana yang, meskipun begitu, sudah menghasilkan sedikit kurang dari ₤50.000 pada tahun yang baru saja berakhir. Pendapatan para wiraniaga yang lain rata-rata sekitar ₤10.000 setahun.
            Sang direktur menantang rapat tersebut.Inilah yang ia katakan. “Saya ingin kalian memperhatikan Harry baik-baik, dan tanyakan kepada diri kalian sendiri apa yang Harry miliki dan tidak kalian punyai. Harry mendapatkan lima kali lebih banyak dari rata-rata, tetapi apakah Harry lima kali lebih cerdik dari kalian? Tidak, tidak demikian menurut tes personalia kami. Saya sudah mengeceknya. Hasil tes memperlihatkan bahwa ia hanya berkemampuan rata-rata di departemen itu.
            “ Dan apakah Harry bekerja lima kali lebih keras dibandingkan kalian semua ? Tidak, tidak demikian menurut laporan yang saya terima. Sesungguhnya, ia mempunyai lebih banyak waktu luang dibandingkan sebagian besar kalian.
            “Apakah Harry mempunyai wilayah yang lebih baik? Kembali jawabannya tidak. Laporannya rata-rata sama. Apakah Harry berpendidikan lebih tinggi? Kesehatannya lebih baik? Tidak. Harry kira-kira sama dengan rata-rata orang pada umumnya — kecuali satu hal.
            “ Perbedaan diantara hari dan kalian semua adalah Harry BERPIKIR lima kali lebih BESAR.”
            Direktur tersebut kemudian melanjutkan dan memperlihatkan bahwa keberhasilan bukan ditentukan oleh besarnya otak seseorang, melainkan oleh besarnya cara berpikir seseorang.

KESIMPULAN

“Harry dapat mencapai hasil lima kali lebih banyak dari kawan-kawannya, karena ia berpikir lima kali lebih besar”.

5. Cara Mengambil Keputusan
Setelah kita selesai menarik kesimpulan dari berbagai bab, atau dari satu bab saja, maka setelah itu kita dapat mengambil keputusan  untuk bertindak berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut.
Keputusan yang bisa diambil berdasarkan bacaan di atas adalah sebagai berikut:
1.    Kita harus Berpikir Besar agar dapat mencapai apa yang kita impikan. Namun harus disadari bahwa segala kepastian hanya di tangan Allah.
2.    Berusaha membaca buku Keajaiban Berpikir Besar sampai paham, lalu praktekan sedikit demi sedikit langkah-langkahnya secara terencana dan terprogram tanpa mengenal putus asa dan tanpa menyerah. Tentu saja, buku tersebut harus kita saring dengan akal kita jika ada hal-hal yang bertentangan dengan hati kita.

Teman-teman sekalian, manakah diantara syarat di atas yang Anda rasa sulit untuk dipenuhi? Bagi saya, konsentrasi adalah hal tersulit jika saya terserang penyakit tergesa-gesa ingin segera beres membaca. Karena itu saya terus belajar untuk membaca dengan tenagn tanpa rasa tergesa-gesa ingin segera beres.
Perlu diingat juga bahwa rasa suka akan sebuah bacaan akan membuat kita semangat ketika membaca. Tak adanya minat terhadap sebuah buku membuat kita kehilangan motivasi. Karena itu ciptakanlah minat membaca jika kita kehilangan semangat membaca.



5
METODE MEMBACA  EFEKTIF
Target : Agar pembaca memiliki metode yang kreatif dan efektif untuk mencapai hasil yang maksimal.

Metode membaca punya pengaruh besar terhadap efektivitas kegiatan membaca. Dari pengalaman  dan hasil pengamatan saya, ada beberapa hal yang sangat diperlukan agar kegiatan membaca kita menjadi efektif (tepat sasaran), hal tersebut diantaranya :

    1. Daya kreativitas
Dengan daya kreativiatas, kita bisa mencari cara-cara baru yang lebih baik untuk mencapai sasaran-saran membaca kita. Adapun sikap konservatif hanya akan membuat kita terpaku, mandeg dan kalah dalam persaingan. Jadi, jika kita mau lebih maju, maka kembangkanlah daya kreativitas kita dalam membaca.

    1. Daya imajinasi dan daya visualisasi
Daya imajinasi (kemampuan mencipta gambaran dalam benak) dan daya visualisasi (kemampuan melihat gambaran dalam benak) sangat diperlukan dalam mencapai target-target membaca. Dengan kedua daya di atas, kita tak akan kebingungan untuk memahami apa yang kita baca. Apa itu paham dan memahami? Jawabannya bisa Anda lihat di halaman-halaman yang ada di buku ini. Jadi, teruskan membacanya.
    1. pengulangan
suatu metode membaca unggulan akan memberikan hasil bila digunakan secara terus menerus. Semakin sering dipakai, maka metode membaca yang bagus akan semakin tajam dan akan memberikan hasil yang memuaskan. Sebagus apapun metode membaca jika jarang dipakai maka akan terasa tumpul. Karena itu gunakanlah ia setiap kali kita membaca



6. BERPIKIR POSITIF DAN BERPIKIR SUKSES
Target : Pembaca mau menolak pikiran-pikiran negatif dari benaknya yang menghambat proses pencapaian tujuan.

  • Berpikir sukses
Ketika akan membaca, maka kita disarankan untuk berpikir sukses, jangan berpikir gagal. Berpikir sukses akan mendorong kita untuk mencari cara-cara yang efektif  untuk mencapai sasaran yang kita inginkan. Berpikir gagal akan menghambat mental dan hati kita untuk mencapai sasaran yang anda inginkan.
Baca dan ucapkanlah perlahan penuh kesadaran dan penuh keyakinan, kalimat-kalimat di bawah ini dengan hati nurani anda, lalu dengarlah penuh konsentrasi !
1.        Saya percaya saya akan mampu memahaminya, Insya Allah ( karena orang lainpun bisa memahaminya, dan Allahpun telah memberikan potensi dalam diri saya utuk memahami bacaan/informasi tertulis ).
2.        Saya percaya saya bisa membacanya dengan tenang, dan khusyu (penuh konsentrasi) 
  • Berpikir Positif
Berpikir positip berarti melihat sisi baiknya saja dari apa yang disadari dengan menggunakan mata hati. Misalnya, ketika anda melihat buku yang tebal, anda bersyukur karena tak perlu susah payah menulis seperti penulisnya, dan merasa bahagia karena punya peluang untuk mengambil ilmunya. Bila anda  berpikir negatif, maka anda akan mengeluhkan ketebalannya, atau menjadi malas membacanya, jenuh melihatnya, dan ingin membuangnya, dan akhirnya anda tak bisa meraih manfaat dari buku tersebut.
            Ketika kita menemukan masalah, carilah jalan keluarnya sampai ketemu. Kita tak perlu mengeluh, menggerutu, putus asa, dan jengkel, karena semua itu tak menyelesaikan masalah,  tetapi hanya menambah masalah saja.



Gambar mind map syarat membaca efektif
 Bersambung lagi...

2 komentar:

Note mengatakan...

emmm otak kana ,, boleh lah ehhe

Deni A.L mengatakan...

@ Admin, boleh-boleh, selamat mencoba dulu