Buatlah kata-kata yang
menggetarkan hati. Carilah itu dimanpun
kita menemukannya, dan kumpulkanlah karena pengaruhnya begitu indah ke dalam jiwa.
Suara hati itu bisa
terlihat gejalanya dalam kata-kata, sikap dan tindakan.
Sekarang, coba Anda baca kalimat di bawah ini dengan hati Anda, kira-kira apa yang Anda rasakan? Selamat merasakan.
Misalnya, Anda sering sekali menyakiti hati teman Anda, dan Anda sadar, itu salah, lalu Andapun minta maaf, dan dia menjawab seperti ini:
“Sudahlah, Aku telah memaafkan
semua perlakuan burukmu padaku, kamu tak perlu bersedih hati dan menangisi itu
semua. Selalu ada harapan untuk memperbaiki diri. Aku tidak apa-apa, sungguh
Engkau tetap sahabatku.”
Seorang anak gadis, menangis, karena takut dimarahi ayahnya. Sebabnya karena uang yang dibawanya untuk membeli sebuah barang, hilang entah kemana. Inilah dialog mereka:
“Ayah, maafkan aku telah
mengecewakanmu, dan membebanimu. Aku sadar, betapa sulitnya bagi Ayah untuk
mendapatkan uang sebanyak 1 juta itu. Aku menyesal Ayah karena tak
sungguh-sungguh menjaga uang itu, aku berjanji tak mau mengecewakan Ayah lagi,
tak akan kuulangi lagi Ayah,” ujar sang anak sedih.
“Anakku, Engkau tak
perlu bersedih terlalu dalam. Walaupun uang
yang 1 juta itu telah hilang, ayah tetap menyayangi dan mencintaiMu.
Engkau tetap anakku yang terbaik. Sudahlah, Nak, tetaplah tenang, selalu ada
jalan untuk mencari uang,” balas sang ayah sangat bijaksana.
Ketika Anda pulang kerja, Anda belum mendapat uang yang cukup, Anda kecewa dan takut istri Anda kecewa. bagaimana perasaan Anda jika istri Anda bicara seperti ini?
“Suamiku, Sayang, tak perlu bersedih, bersabarlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu bersama kesabaran, yakinlah
Sayang, jangan ragu kepada Allah dan rasul-Nya.”
“Alhamdulillah, saya
benar-benar lupa tentang itu. Sungguh bahagia diriku punya istri secerdas dirimu,
semoga Allah menyayangiMu.”
Seorang anak laki-laki diajak pacaran oleh seorang anak perempuan, masih sesama anak SMA. Namun, si anak laki-laki menjawab seperti ini:
“Alya, jika kamu ingin
menumpahkan kejengkelanmu padaku, maka tumpahkanlah itu. Tapi aku takkan
merubah keputusanku. Aku juga sebenarnya menyukaiMu, Alya, tapi aku tak mau
pacaran, kita masih SMA Alya, maafkan aku, ini sudah prinsipku,” ujar pemuda itu.
“Aku menyukai
perilakumu, hatiku terasa pedih dan sakit ketika kamu menolak cintaku, tetapi
tak apa-apa, Allah benar-benar di atas segalanya bagimu. Kamu sebenarnya adalah Pria idamanku
Wan. Kamu baik hati, tegas, jujur, penyayang, dan sopan."
6 komentar:
Memang getaran hati itu mampu mengguncang dunia. Langkah kita lebih terarah dan terkendali.
betul Kang, kecerdasan hati lebih unggul dari intelektual semata
memang kalau hal-hal yang menyangkut hati, bikin semua hal berubah seketika
Betul sekali Sin. Selamat mencoba :)
.. wouwww,, bagus tuk renungan nich!! aku akan mencoba nya ..
Silahkan Mbak
Posting Komentar